10 alasan kenapa kamu sebaiknya steril kucing milikmu

Steril kucing pasti jadi topik hangat yang asyik dibicarakan bareng sesama cat owner. Steril kucing adalah prosedur operasi yang menghilangkan kemampuan kucing buat reproduksi. Kucing yang sudah disteril sudah pasti nggak bisa menghasilkan anak. Nah, di sini muncul banyak banget kontroversi seputar praktik steril. Ada yang setuju dan dukung praktik sterilisasi kucing. Tapi, ada juga yang masih keukeuh nggak mau steril si meong. Padahal, steril kucing punya manfaat banyak banget, kok. Siapa sih yang nggak mau kucingnya jadi lebih gendut, tenang di rumah, dan nggak spraying ke mana-mana? Masih ragu-ragu? Alasan berikut ini bakal bikin kamu jadi makin yakin buat steril kucing milikmu. Yuk, simak sampai selesai pembahasannya.

1. Kucing jadi lebih panjang umur

Urutan pertama, alasan steril kucing adalah agar kucing memilik umur yang lebih panjang. Memang sih, umur hanya Tuhan yang tahu. Ini termasuk usia si meong, ya. Tapi, kamu tetap bisa mengupayakan supaya kucingmu bisa hidup lebih panjang. Pastinya, kamu ingin supaya si meong tetap bisa menemani hari-harimu kan? Pemberian makanan yang berkualitas dan check-up ke dokter sudah pasti harus, ya. Nah, sterilisasi ternyata juga bisa bikin kucingmu jadi makin sehat dan berumur panjang.

Menurut Banfield State of Pet Health Report, kucing yang sudah disteril punya ekspektasi hidup yang lebih lama. Kucing yang belum disteril rata-rata cuma punya masa hidup antara 5 – 7 tahun. Sedangkan, kucing yang sudah disteril punya ekspektasi hidup sampai 11 tahun. Kok bisa gitu, ya? Ternyata, kucing yang disteril lebih terjaga kesehatannya dibandingkan kucing yang nggak disteril.

Kucing saya yang disteril rata-rata bisa bertahan hidup hingga usia 10 tahun. Itu sudah jadi pencapaian tersendiri, lho. Apalagi, selama ini kucing yang saya pelihara selalu hilang atau mati di usia kurang dari 2 tahun. Sayangnya, dulu saya nggak kenal dengan manfaat steril kucing. Tapi, sekarang semua kucing yang saya pelihara akan langsung disteril begitu cukup usia. Soalnya, saya benar-benar ingin mereka tumbuh sehat.

Sterilisasi si meong bisa bantu hindarkan dia dari penyakit mematikan yang berkaitan dengan hormon. Kucing betina yang sudah disteril terhindar dari resiko kanker payudara dan kanker rahim. Sedangkan, kucing jantan yang disteril sudah pasti nggak akan terkena kanker prostat. Kamu harus tahu, penyakit kanker pada kucing termasuk ke dalam jenis penyakit dengan tingkat fatalitas sampai 90%, lho. Seram banget, kan? Menurut situs Hillspet.com, steril pada kucing betina bisa bantu kurangi paparan hormon penyebab kanker. Makanya, disarankan banget kamu steril kucingmu sebelum mereka mengenal masa birahi. Tepatnya, pada usia 6 bulan.       

2. Kucing terhindar dari berbagai masalah perilaku buruk

Nah, ini nih yang paling bikin para cat owner jadi nggak bisa tidur nyenyak. Ya, kucing yang sudah masuk masa birahi biasanya bakal jadi berisik banget. Terlebih, kalau kucingmu berjenis kelamin betina. Wah, siap-siap saja dia bakal berteriak-teriak mulai dari pagi sampai malam! Teriakan kucing betina itu jadi sinyal buat para kucing jantan yang ada di sekitarnya. Itu menandakan kalau kucingmu sudah siap buat kawin.

Nggak cukup dengan mengeong saja, kucing betina juga biasanya bakal pipis atau spraying kemana-mana. Selain itu, selama masa birahi kucing betina memproduksi senyawa feromon. Senyawa inilah yang bikin para kucing jantan pada nongkrong di depan rumahmu. Kucing betina yang birahi nggak cuma bikin rumahmu jadi bau urine, lho. Kamu juga harus berurusan dengan para meong jantan yang saling berantem di depan rumah. Menurut The Animal Foundation, rata-rata kucing betina bisa birahi sampai 4 – 5 hari setiap 3 minggu. Siklus birahi kucing betina sudah dimulai sejak dia berusia 6 bulan. Sedangkan, kucing jantan nggak punya siklus birahi. Tapi, mereka tetap bisa menghamili kucing betina yang masuk masa birahi.

Kucing jantan kesayanganmu juga bakal mulai spraying kemana-mana selama masa kawin. Tujuannya, supaya menandai wilayahnya. Kalau dia cuma spraying di kebun sebenarnya nggak masalah. Tapi, kucing peliharaan biasanya bakal spraying di dalam rumah. Perabotan kesayanganmu pastinya nggak bakal luput darinya. Percaya deh, bau urine yang dikeluarkan dari hasil spraying ini tajam dan ganggu banget! Buat menghilangkan aroma yang menempel juga susah banget. Kamu nggak perlu mengalaminya, cukup saya saja yang pernah ada di situasi itu.

Kucing jantan biasanya mulai mengenal spraying setelah dia berusia 6 bulan. Biasanya, dia meniru kebiasaan itu saat lihat kucing lainnya yang mulai spraying. Kucing jantanmu juga bakal mengeong dengan suara yang keras buat menarik perhatian kucing betina di sekitarnya. Kucing yang disteril sebelum masuk masa puber nggak akan mengenal spraying. Jadi, dia nggak akan spraying di dalam maupun luar rumah. Memang, ada kalanya kucing yang sudah disteril tetap spraying. Biasanya, ini gara-gara dia sudah terlanjur merekam kebiasaan itu di dalam ingatannya. Tapi urine dari kucing yang sudah disteril biasanya nggak berbau setajam kucing yang belum disteril. Aromanya juga lebih gampang hilang setelah kamu mengusapnya dengan air biasa.

3. Kucing jadi lebih tenang di rumah

Alasan steril kucing selanjutnya adalah agar kucing jadi tenang dan betah di rumah. Sebelum saya kenal steril, kucing yang saya pelihara nggak pernah ada yang awet hingga tua. Hampir semua meninggalkan rumah saya saat musim birahi tiba. Kucing yang birahi memang cenderung nggak tenang. Keinginan mereka buat mengembara ke luar rumah juga jadi meningkat. Ini nggak cuma berlaku buat kucing jantan saja, ya. Kucing betina pun banyak banget kok yang kabur dari rumah cuma buat melampiaskan hasrat birahinya. Jangan anggap mereka cuma main ke rumah tetangga atau sekitar kompleks saja. Kucing yang birahi bisa mengembara sampai bermil-mil jauhnya dari rumah. Banyak dari mereka yang nggak bisa pulang setelah masa birahi selesai. Jadilah kucing kesayanganmu ini berubah status jadi kucing jalanan.

Bayangkan gimana bingungnya kucingmu yang tersesat itu. Apalagi, kehidupan jalanan tuh keras banget. Kucingmu yang semula kamu manja banget jadi harus bertahan hidup sendiri. Seringkali, mereka harus berantem dengan koloni kucing jalanan setempat cuma buat mengais makanan. Kalau mereka dipertemukan dengan orang yang sayang kucing sih, bersyukur banget. Kebanyakan, kucing-kucing ini jadi korban kejahatan orang-orang yang terganggu dengan kehadirannya.

Tapi, kamu bisa cegah mimpi buruk itu cukup dengan steril kucingmu. Dengan begitu, dia bakal lebih tenang dan nyaman berada di dalam rumah. Ada sih, kucing yang masih suka keluyuran walaupun sudah disteril. Tapi, lingkup area tempat dia berkelana biasanya berada di sekitar rumahmu saja. Jadi, kamu nggak perlu khawatir si meong tersesat gara-gara main terlalu jauh. Selain jadi lebih tenang, kucing yang sudah disteril biasanya jadi makin manja. Semua kucing saya yang sudah disteril semuanya berperilaku manja banget, lho. Soalnya, mereka jadi lebih fokus menikmati kasih sayang yang diberi owner nya.

4. Mencegah kelahiran anak kucing yang nggak diinginkan

Kucing memang bikin gemas banget. Tingkahnya yang lucu bisa bantu kamu lepaskan stres. Tapi, kalau kucingmu kebanyakan, bisa-bisa malah bikin pusing kepala. Secinta apapun kamu sama si meong, tetap saja kamu punya kemampuan yang terbatas. Siklus birahi kucing betina bisa berlangsung selama beberapa hari dalam hitungan minggu. Dalam satu kali siklus, kucingmu berpotensi melahirkan 1 – 5 anak kucing sekaligus. Bahkan ,ada juga lho yang sampai melahirkan hingga 7 ekor anak kucing.

Perlu diingat, kucing betina sudah mulai bisa birahi sejak usia 4 bulan. Sedangkan, 4 bulan tuh masih tergolong kecil banget, lho. Di usia itu, kucingmu setara dengan anak perempuan berusia 4 – 5 tahun. Bayangkan, anak usia 5 tahun sudah hamil dan harus membesarkan anak-anaknya sendirian. Ngeri, kan?

Semakin banyak kucing yang kamu punya, makin mahal pula pengeluaranmu buat keperluan mereka. Populasi kucing yang banyak di satu rumah juga bikin potensi mereka terkena penyakit menular makin besar. Apalagi, kalau kamu masih serumah dengan orangtua. Atau, punya pasangan yang nggak terlalu suka kucing. Wah, bisa-bisa itu jadi bahan pertikaian di dalam rumah tangga. Akhirnya, jadilah kamu pontang-panting cari orang yang mau mengadopsi kucingmu.

‘Menitipkan’ kucingmu ke tempat penampungan hewan juga bukan solusi. Hampir semua komunitas dan shelter hewan akan mengalami overpopulasi. Di komunitas saya saja, sudah dapat puluhan laporan per bulan. Segitu banyaknya orang yang nggak steril kucingnya dan kemudian memindahkan tanggung jawab ke pihak lain. Jumlah kucing yang masuk ke dalam shelter nggak sebanding dengan kucing yang dapat adopter. Jangan kaget kalau kamu bakal dapat penolakan dari shelter atau komunitas saat ingin adopsikan kucingmu. Kalau nggak siap dengan segala keribetan cari adopter, lebih baik segera steril si meong.  

5. Menghindarkan dari konflik dengan lingkungan sekitar

Kebanyakan kucing-kucing liar yang kamu temui kebanyakan dulunya punya pemilik. Tapi, karena suatu hal, mereka jadi berakhir di jalanan. Bisa jadi, mereka dibuang gara-gara owner lama nggak menghendakinya. Bisa juga, mereka tersesat saat berkelana selama masa birahi. Akibatnya, mereka jadi nggak bisa pulang.

Padahal, hidup di jalanan susahnya sudah setengah mati. Apalagi, buat kucingmu yang selama ini hidupnya terjamin berkat perawatanmu. Dia jadi harus membiasakan diri buat mengais makanan di tempat sampah dan berantem dengan kucing lain. Kalau kucingmu lagi hamil, dia harus menjalani masa kehamilan di lingkungan yang nggak aman. Kucing kesayanganmu ini juga pastinya kewalahan dalam mengurus anak-anaknya. Dia bisa saja tertabrak kendaraan saat lagi cari makanan buat anak-anaknya. Atau, anak-anaknya nggak bisa dapat nutrisi yang cukup. Akibatnya, anak-anak kucing ini jadi menderita malnutrisi dan mati sia-sia. Sedangkan, kucing betinamu ini bakal kembali birahi dan lagi-lagi hamil. Jumlah populasi kucing bakal meningkat. Itu bisa bikin masyarakat sekitar jadi resah.

Menurut laman Today’s Veterinary Practice, jumlah kucing yang disuntik mati di Amerika bisa mencapai 2 juta ekor per tahun. Apalagi, di Indonesia yang notabene punya hukum perlindungan hewan yang lemah. Komunitas saya sering banget dapat laporan pemberitahuan kepala RT yang memerintahkan warganya buat memusnahkan kucing jalanan. Jangankan suntik mati, kucing-kucing itu dimusnahkan dengan cara diracuni. Bahkan, ada juga kasus di mana kucing-kucing ini dijejalkan ke dalam karung hingga mati lemas. Beberapa kucing juga jadi korban kekerasan hewan, mulai dari ditendang, ditabrak, hingga disiram air panas. Kucing itu bisa jadi kucingmu. Tapi, itu bisa kamu cegah dengan sterilkan si meong. Itulah salah satu alasan kuat kenapa sebaiknya kamu steril kucing milikmu.

6. Menurunkan sifat agresif pada kucing

Alasan steril kucing berikutnya adalah untuk menurunkan sifat agresif kucing. Mau tahu rahasia akurnya kucing-kucing yang tinggal di dalam satu rumah? Ya, satu-satunya cara adalah dengan steril. Sterilisasi kucing bisa bantu menurunkan hormon testosteron yang ada pada kucing jantan maupun kucing betina. Hormon ini biasanya mengalami peningkatan selama masa birahi. Baik kucing jantan maupun kucing betina jadi lebih teritorial. Sifat mereka yang aslinya kalem-kalem saja bisa jadi langsung galak saat melihat kucing lainnya. Kalau sudah berantem, biasanya mereka bakal susah banget buat dilerai. Belum lagi, kalau mereka mulai berlomba buat spraying ke segala penjuru rumah. Bikin pusing kepala, deh!

Setelah disteril, keinginan mereka buat memperebutkan wilayah kekuasaan bakal berkurang. Mereka jadi lebih santai terhadap kedatangan anggota kucing yang baru. Kucing-kucing yang disteril juga jadi lebih gampang akur antara satu dengan yang lain. Kalaupun mereka nggak cocok, kucing-kucingmu masih bisa belajar buat saling toleransi. Tapi, tetap saja kamu harus memperkenalkan mereka secara perlahan-lahan, ya! Supaya, kucingmu yang jadi penghuni lama nggak stres dan merasa tersingkirkan.

7. Kucing jadi lebih mudah gendut

Kucing yang sudah disteril biasanya punya ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan kucing seusianya yang nggak disteril. Kalau kamu ingin kucingmu gendut dan sejahtera, steril memang disarankan banget. Tingkat aktivitas kucing yang sudah disteril memang lebih rendah. Kucingmu nggak lagi hilang selama berhari-hari buat berkelana selama masa birahi. Mereka jadi lebih fokus buat menggendutkan diri dengan cara makan, makan, dan makan. Makanya, nafsu makan kucing yang sudah disteril biasanya lebih besar. Menggendutkan kucing yang sudah disteril jauh lebih gampang, lho.

Tapi, kamu harus hati-hati supaya kucingmu nggak terkena obesitas. Caranya, kamu bisa stimulasi kucingmu buat bergerak dengan mengajaknya bermain. Mainan sederhana seperti seutas tali sabuk, tali sepatu, atau bahkan laser bisa jadi media bermain yang menyenangkan. Untungnya, kucing yang sudah disteril umumnya suka banget bermain. Kucing saya yang berusia di atas 5 tahun saja tetap hobi bermain layaknya saat dia masih kitten, lho. Selain bermain, kamu juga harus sediakan dia makanan kucing yang rendah kalori. Saat ini, ada banyak banget kok makanan kucing yang diformulasikan buat si meong yang sudah disteril.

8. Kucing terhindar dari stres selama masa birahi

Alasan kebanyakan orang nggak ingin steril kucing gara-gara takut kalau mereka bakal menghilangkan kenikmatan birahi pada kucingnya. Padahal, kucing betina sama sekali nggak merasakan nikmatnya birahi, lho. Yang ada, masa birahi justru bikin mereka merasa tersiksa. Saat masuk masa birahi, tubuh kucing betina bakal terdorong oleh hormon dan insting untuk kawin. Dengan cara apapun, dia harus mendapatkan kucing jantan. Kucing betina yang biasa dibesarkan secara indoor bakal berusaha nekat untuk kabur dari rumah. Kucing betina jalanan bakal minta untuk kawin walaupun dia dalam kondisi malnutrisi sekalipun.  

Menurut laman litter-robot.com, dorongan hormon itu bisa mengakibatkan stres pada kucing betina. Kucing yang berkeliaran ke luar jadi terekspos oleh virus atau bakteri mematikan yang bikin dia jatuh sakit. Selama masa birahi, kucingmu bakal lebih fokus buat menemukan pasangan. Akibatnya, sistem pertahanan tubuhnya pun jadi menurun. Dia jadi lebih gampang sakit. Kasihan, kan? Nafsu makannya pun jadi menurun drastis. Makanya, badan si meong jadi cepat banget kurus. Penyakit yang sering banget menyerang kucing selama masa birahi bisa dalam bentuk infeksi virus, infeksi bakteri, hingga infeksi parasit dan jamur. Dengan steril kucingmu, kamu bisa bantu perbaiki kualitas hidupnya. Dia jadi nggak terpengaruh dengan dorongan hormon birahi, dan lebih bisa menikmati hidupnya.

9. Menghemat tenaga dan biaya pengeluaran bulanan buat kucing

Dengan steril kucingmu, kamu jadi bisa menghindari kelahiran kucing-kucing yang nggak kamu inginkan. Biaya pengeluaran buat pakan dan perawatan si meong pastinya jadi lebih stabil. Kamu bisa fokus memperhatikan kesejahteraan kucing-kucing yang sudah ada.

Mereka bisa dapatkan makanan kucing dengan kualitas premium. Selain itu, kamu juga bisa lebih gampang dalam merawat kucingmu seandainya mereka lagi sakit. Kamu juga nggak bakal kesulitan dalam menyisihkan biaya vaksinasi buat si meong. Bahkan, kamu bisa belikan kucing-kucingmu berbagai mainan yang menarik. Kalau mau, kamu juga bisa lho adopsi kucing yang benar-benar membutuhkan rumah.

10.  Prosedur steril lebih aman daripada KB

Alasan terakhir steril kucing adalah steril lebih aman daripada kamu kasih obat KB ke kucing. Buat operasi steril, kamu memang harus keluarkan dana yang lumayan. Buat kucing jantan, biasanya bisa berkisar di angka 300 – 500 ribuan. Sedangkan, prosedur steril kucing betina bisa lebih mahal daripada itu. Sekilas, memang kamu harus merogoh kocek dalam-dalam buat sterilkan kucingmu. Itulah yang sering bikin beberapa cat owner lebih memilih pakai KB buat kucingnya. Harga KB memang lebih murah. Tapi, sama sekali nggak sebanding dengan resikonya.

Sampai saat ini, nggak ada lho jenis obat KB buat kucing. Obat KB yang dipakai biasanya berasal dari KB manusia. Padahal, sistem fungsi organ manusia dan kucing beda, lho. Pemberian obat KB manusia ke kucing bikin kucingmu berisiko terkena pyometra. Pyometra adalah infeksi rahim yang mengakibatkan rahim si meong terisi oleh nanah. Infeksi ini disebabkan ketidakseimbangan hormon progesteron gara-gara birahi yang nggak tersalurkan.

Ya, obat KB manusia cuma nggak memungkinkan terjadinya pembuahan. Sedangkan, kucing punya masa birahi yang terus ada setiap bulannya. Saat birahi terjadi tanpa adanya pembuahan, maka akan terjadi penebalan pada dinding rahim kucing. Penebalan dinding rahim yang terjadi terus-menerus itu memicu munculnya kista. Bakteri pun jadi lebih gampang masuk ke dalam tubuh kucing dengan menginfeksi bagian leher rahim terlebih dulu.

Sel-sel darah putih pun dilepaskan sebagai respons untuk melawan bakteri tersebut. Sel  darah putih yang kalah bakal berubah jadi nanah. Akumulasi nanah yang ada di dalam rahim bakal terus meningkat. Hingga, perut kucingmu jadi membuncit. Kalau nggak segera dapat pertolongan, rahim kucing bisa pecah. Kucingmu bisa mati dalam waktu kurang dari 48 jam.

Ujung-ujungnya, rahim kucingmu tetap harus diangkat. Itu pun, dia harus melalui operasi yang beresiko tinggi. Biaya operasi pyometra juga lebih mahal dibandingkan jika kamu steril dia sejak awal. Apalagi, saat ini ada banyak banget penawaran steril kucing bersubsidi. Kamu bisa sterilkan si meong dengan dana yang lebih terjangkau. Yakin masih mau pakai KB buat kucingmu?

Kesimpulan

Jadi, apa sih alasan kamu harus steril kucing milikmu? Kucing yang disteril ternyata jauh lebih sehat dan berusia lebih panjang. Kamu juga bisa menghindarkan kucingmu dari resiko spraying dan perilaku agresif. Steril kucing juga jadi solusi jangka panjang buat kesehatan dompetmu. Kamu juga berkontribusi dalam mengatasi masalah overpopulasi kucing. Kucingmu jadi terlindungi dari jamahan tangan-tangan orang yang jahat. Kucingmu jadi terhindar dari berbagai penyakit fatal, seperti kanker, infeksi bakteri, hingga pyometra. Steril jadi jawaban buat kamu yang ingin menyejahterakan hidup kucingmu.

Baca lebih lanjut: Info biaya kebiri kucing jantan 2021 »