Efek samping steril pada kucing: 5 fakta ini mengejutkan!

Sebelum saya membahas efek samping steril pada kucing. Saya ingin bertanya 2 hal penting:

  1. Apakah kamu takut kucing kamu mati setelah steril?
  2. Apakah kamu sedih jika kucing kamu mengalami kelainan setelah steril?

Jika jawaban kamu adalah IYA, maka kamu harus baca artikel ini sampai selesai sebelum memutuskan untuk melakukan steril kucing.

Saya memiliki 3 fakta menarik yang perlu kamu ketahui sebelum melakukan steril kucing:

  • Fakta #1: Sterilisasi pasti akan meninggalkan efek samping pada kucing betina maupun kucing jantan.
  • Fakta #2: Sterilisasi akan mengubah siklus hormon di dalam tubuh kucing.
  • Fakta #3: Terjadi perubahan secara fisik dan psikologis pada diri kucing.

Fakta tersebut jarang diketahui oleh pemilik kucing pemula. Para dokter hewan menganggap pemiliki kucing sudah mengetahui fakta-fakta tersebut. Dokter bahkan sering tidak memberitahukan efek samping pasca sterilisasi.

Mari kita check sedikit fakta di lapangan. Kamu sudah tahu efek samping steril pada kucing, bukan?

Belum? Serius? Please, jangan sterilisasi kucing kamu sebelum membaca ini.

Berikut 5 efek samping steril pada kucing jantan dan kucing betina:

Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan di bawah ini.

1. Kucing akan kehilangan kemampuan untuk reproduksi

Bagi mamalia, kehilangan kemampuan reproduksi adalah kenyataan pahit. Dia tidak bisa lagi memiliki keturunan dan melestarikan populasinya. So, whats?

Sedih aja gitu! Kucing jadi ga bisa punya anak dan cucu.

Tapi apakah kucing yang sudah steril masih bisa kawin? Kucing yang sudah steril masih bisa kawin. Akan tetapi, kucing sudah tidak lagi energik, agresif dan antusias seperti sebelum dikebiri/sterilisasi.

Kok bisa? Saya akan menjelaskan alasannya.

Efek samping kebiri pada kucing Jantan adalah dokter hewan akan mengangkat testis kucing. Jadi, kucing jantan tidak lagi dapat memproduksi sperma untuk membuahi indung telur kucing betina.

Sterilisasi pada kucing jantan bertujuan untuk mengambil organ penghasil sperma (testis). Perhatikan gambar berikut ini:

gambar testis kucing jantan

Testis merupakan tempat pembuatan sperma bagi kucing jantan. Bentuknya seperti sepasang biji kenari yang diselimuti banyak bulu halus.

Apabila organ ini diambil melalui sterilisasi maka kucing akan kehilangan organ penghasil sperma. Dia tidak akan lagi bisa menghamili saudaranya, ibunya ataupun kucing tetangga.

Apakah kucing jantan dikebiri masih bisa kawin? Kucing steril masih bisa kawin dengan kucing betina, tapi, si kucing nggak bisa bikin bunting.

Kok bisa gitu?

Tanya lagi, hmmm. Iya, karena kucing jantan steril sudah tidak dapat menghasilkan sperma. Jadi berapa kali pun dia kawin, ovum dari kucing betina tidak akan terbuahi. Alhasil, kucing betina tidak hamil.

Lain halnya dengan kucing betina, efek samping steril pada kucing betina adalah hilangnya organ reproduksi ovarium. Artinya, dokter hewan akan mengambil rahim dari kucing betina. Dengan begitu, apabila kucing betina dikawin paksa oleh kucing jantan liar, kucing betina tidak akan hamil. Hal ini karena sperma kucing jantan tidak menemukan induk telur.

Sterilisasi pada kucing betina bertujuan untuk mengambil organ reproduksi ovarium (rahim). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini:

Gambar ovarium pada kucing betina

Ovarium merupakan rahim tempat berkembangnya embrio dari bakal calon anak kucing. Pada ovarium terdapat ovum (telur) yang siap dibuahi oleh sperma dari kucing jantan. Ovum menempel pada dinding rahim kucing betina.

Rahim kucing mampu menampung 3-6 ovum yang sukses dibuahi sperma pejantan. Alhasil, sekali siklus reproduksi, kucing betina mampu melahirkan 3-6 anak kucing.

Lalu, apa yang terjadi pada kucing yang disterilisasi?

Kucing betina akan menjalani operasi bedah perut untuk pengambilan ovarium-nya (rahim). Apabila organ ovarium ini diambil dari tubuh kucing betina maka dia sudah tidak bisa beranak.

Apakah kucing betina setelah disteril tidak dapat kawin? Tentu kucing betina masih bisa kawin dengan kucing jantan. Bedanya, sperma dari pejantan tidak akan menemukan ovum yang akan dibuahi. Jadi, kucing betina tidak akan hamil.

Efek samping steril pada kucing #1: Kucing tidak dapat menghasilkan keturunan secara permanen.

2. Kucing mengalami penyakit komplikasi/infeksi kronis pasca steril kucing

Pernahkah kamu mendengar kucing terkena infeksi pasca sterilisasi? Steril kucing bisa merenggut nyawa kucing apabila tidak dikerjakan oleh dokter hewan ahli. Kejadian yang paling sering adalah komplikasi dan infeksi kronis pasca steril kucing.

Apakah itu termasuk efek samping? Ya, infeksi adalah salah satu efek samping dari steril pada kucing. Namun jangan khawatir, dokter hewan yang terlatih mampu meminimalisir bahaya tersebut.

Bisa kasih contoh komplikasi pasca sterilisasi itu seperti apa? Tentu, simak baik-baik ya.

Ovarian Remnant Syndrome

Kasus di mana terdapat sisa ovarium pasca pengangkatan rahim kucing betina. Jaringan ovarium yang tertinggal setelah ooforektomi dapat menyebabkan nyeri panggul, dan dispareunia.

Bagaimana cara mengetahui ovarian remnant syndrome?

Kamu lihat saja sebulan pasca sterilisasi. Perhatikan perilaku kucing kamu.

Berdasarkan pengalaman steril kucing yang saya tahu, kucing pasca steril akan berhenti dari estrus. Apabila kucing masih masuk siklus birahi (estrus) berarti sterilisasi yang kamu lakukan gagal. Istilah kerennya, kucing kamu sedang terkena ovarian remnant syndrome. Bagaimana solusinya? Ya, konsultasi dengan dokter hewan langganan kamu. Biasanya sih, sterilisasinya diulang. Hehehe.

Urinary Uncontinence

Kasus di mana kucing menjadi sering ngompol pasca sterilisasi. Loh, kok bisa?

Iya, pada kasus ini kucing kehilangan kemampuannya untuk mengendalikan katup kandung kemih. Alhasil, dia sering tidak pernah tuntas saat kencing. Kasus ini dapat terjadi pada kucing jantan maupun betina.

Organ spincter vesica urinary kucing tidak bisa diatur secara leluasa oleh kucing. Kejadian ini sering terjadi pada praktek medis yang belum tersertifikasi. Seperti kasus malpraktek gitulah! Jika kucing kamu mengalami hal ini, segera konsultasikan dengan dokter hewan ahli.

Hemoragi

Hemoragi merupakan pendarahan pasca operasi pengangkatan rahim pada kucing betina. Kasus ini terjadi akibat dari pecahnya pembuluh darah pada ovarium kucing betina. Dokter hewan biasanya telah melakukan pencegahan terkait kasus hemoragi.

Untuk berjaga-jaga, selama penyembuhani pasca sterilisasi, kamu harus benar-benar memperhatikan kucing kamu. Lama masa penyembuhan sterilisasi biasanya 14 hari.

Fistule

Kasus terhubungnya 2 saluran organ menjadi satu saluran. Komplikasi jenis ini sering disebabkan akibat kesalahan pembedahan atau kurang telitinya dokter hewan. Bayangkan, dua organ terpisah bisa terhubung? Kok bisa? Saya juga tidak tahu. Hihihi.

Infeksi kronis

Kasus infeksi sangat sering terjadi pada kucing betina maupun kucing jantan pasca sterilisasi. Biarpun dokter hewan sudah berusaha mencegah kasus infeksi, tetap saja infeksi bisa terjadi.

Infeksi ringan pasca sterilisasi biasanya hanya menimbulkan ruam dan gatal. Pada kasus kronis dapat menyebabkan luka operasi bernanah dan membusuk. Apabila ada tanda-tanda infeksi, segera bawa kucing kamu ke dokter hewan.

Dokter akan memberikan antibiotik dan melakukan pembersihan luka untuk mengatasi hal tersebut. Biarpun kucing kamu telah diberi collar agar dia tidak menularkan bakteri dari air liur mereka. Kamu tetap harus mengawasi kucing kamu. Kamu perlu mengisolasi kucing kamu pada ruangan yang bersih dan sehat.

Efek samping steril pada kucing #2: Kucing dapat terserang komplikasi dan infeksi kronis pasca sterilisasi. Untuk mencegah hal tersebut, pilihlah dokter hewan yang benar-benar kompeten untuk mengurus anak bulu (anabul) kamu.

3. Kepribadian kucing berubah

Sebagian besar dari kucing mengalami perubahan perilaku pasca sterilisasi. Coba kamu perhatikan tingkahnya 2 bulan setelah sterilisasi. Kamu akan terheran-heran dibuatnya.

Kok bisa gitu sih?

Secara ilmiah, pengangkatan organ reproduksi akan mempengaruhi siklus hormon di dalam tubuh kucing. Banyak sedikitnya kadar hormon di dalam tubuh kucing akan mempengaruhi emosionalnya. Tak heran jika kadang kucing kamu sangat manja dan kadang sangat galak.

Steril kucing dapat merubah kepribadian kucing betina.

Setelah siklus estrus kucing betina berhenti secara paksa. Kucing akan lebih jinak dan jarang kabur dari rumah. Dia menjadi tidak memiliki hasrat mencari pasangan.

Apa itu siklus estrus?

Siklus estrus adalah siklus di mana ovum (indung telur) kucing betina telah siap untuk dibuahi. Kucing betina akan merasa sangat birahi dan menjadi agresif. Perilaku ini semakin menjadi-jadi saat vulva kucing betina memerah.

Dia akan mulai guling-guling di lantai, semakin sering menjilati organ reproduksinya dan berteriak-teriak keras. Kadang kamu akan kesal dibuatnya.

Apabila organ reproduksi kucing betina telah diangkat, birahi mereka akan berhenti. Kucing betina akan menjadi lebih jinak, pendiam dan manja. Perubahan kepribadian ini karena berkurangnya hormon estrogen di dalam tubuh betina.

Hormon estrogen adalah hormon pada kucing betina yang berfungsi untuk persalinan. Hormon ini mengatur kerja kelenjar susu, menyiapkan ovarium dan mempermudah persalinan. Kelebihan hormon estrogen akan membuat kucing menjadi agresif dan tidak jinak.

Apabila ovarium kucing betina diangkat maka kebutuhan hormon estrogen akan jauh berkurang. Sifat kucing betina akan berangsur-angsur berubah, dari agresif menjadi jinak.

Lain halnya dengan kucing jantan. Efek samping kebiri pada kucing jantan hilangnya kebiasaan spraying.

Kasus terparah dari kucing jantan yang birahi adalah spraying (kencing sembarangan). Kucing jantan dewasa yang sudah memasuki masa kawin akan kencing seenak jidatnya sendiri. Dia juga menjadi lebih galak, dan sering keluyuran.

Penyebab hal tersebut adalah karena kenaikan hormon progesteron. Hormon progesteron yang terlalu banyak membuat tubuh mereka panas.

Hawa panas tersebut mengarahkan naluri kucing untuk berburu betina. Alhasil, kucing jantan akan sering keluar rumah untuk memburu pasangannya.

Pernahkah kamu melihat tingkah aneh kucing saat masa birahi? Salah satu tingkah aneh kucing jantan saat birahi adalah gosok pinggul. Apa maksudnya?

Kucing jantan yang birahi akan senang menggosok-gosokkan pinggulnya pada sofa, tiang, gorden, dll.

Bukannya itu kebiasaan kucing betina birahi?

Oh, jangan salah. Kebiasaan menggosok-gosokan pinggul kucing jantan hanya untuk mencari tempat kencing (spraying).

  • Pertama, kucing akan mengitari area yang disukainya.
  • Kedua, dia akan menggosok-gosokkan pinggulnya. Biasanya ekor kucing sudah berdiri tegak.
  • Ketiga, dia akan kencing sekuat tenaga sambil menggetarkan ekornya.

Dasar kucing! Spraying sembarangan. Hihihi.

Jika kamu melihat tanda-tanda itu, segera angkat kucingmu. Kalau tidak, tempat tersebut akan bau kencing kucing. Saya sudah mengulas cara mudah membersihkan kencing kucing di sini. Pelajari hal tersebut untuk menyelamatkan perabotan rumahmu. Hihihi.

Sebagian besar kucing yang sudah disterilisasi akan meninggalkan kebiasaan spraying. Kepribadiannya menjadi lebih pendiam, lebih suka di dalam rumah dan jinak. Jika ada kucing betina pun dia menjadi acuh dan tak peduli.

Wow, kok bisa gitu ya?

Itu karena kucing telah kehilangan organ reproduksi mereka. Salah satu penghasil hormon progesteron adalah testis. Jika testis kucing diangkat, hormon progesteron dalam tubuh kucing akan menurun drastis.

Hawa panas dan birahi yang ditimbulkan hormon progresteron juga akan menghilang. Dan kucing kamu akan menjadi kucing rumahan yang lucu dan menggemaskan.

Efek samping steril pada kucing #3: Kepribadian kucing jantan maupun betina akan berubah setelah pasca sterilisasi. Hormon pemicu birahi akan hilang dan kucing akan menjadi lebih jinak.

4. Potensi penyakit obesitas pada kucing meningkat

Pada uraian sebelumnya, saya sudah menjelaskan tentang perubahan kepribadian kucing. Ada dampak positif dan negatif terkait hal tersebut.

  • Dampak positif sterilisasi: Kucing menjadi lebih jinak, sering dirumah dan manja.
  • Dampak negatif sterilisasi: Kucing menjadi pendiam, gemar tidur dan kehilangan minat bermain.

Apakah itu masalah?

Hey, tahukah kamu kucing yang kerjaannya makan, dan gemar tidur bisa obesitas?

Obesitas itu bukan hanya menyerang manusia. Kucing yang jarang beraktivitas, banyak makan dan gemar tidur akan gendut. Boom! Obesitas!

Catatan: Berdasarkan pengalaman saya steril kucing, kucing yang telah di steril lebih banyak makan, cepat gemuk dan mudah menimbun lemak.

Obesitas pada kucing disebabkan oleh banyaknya timbunan lemak. Lemak pada tubuh kucing obesitas dalam mengganggu sistem kerja organ dalam. Efek paling mudah dilihat adalah kucing lebih mudah terengah-engah, mudah capek dan kurang gesit.

Apakah obesitas berbahaya?

Ya, obesitas pada kucing dapat memperpendek umur kucing.

Organ dalam kucing akan bekerja extra saat obesitas. Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama, maka akan terjadi kerusakan masif di dalam tubuh kucing. Efek terburuknya adalah penyakit komplikasi ginjal, jantung dan paru-paru.

Bagamana cara mudah untuk mendeteksi kucing memiliki penyakit obesitas?

Sebagian besar kucing pasca sterilisasi biasanya cepat gemuk. Apabila penambahan berat badan ini tidak terkontrol, dia akan menderita obesitas. Berikut ini beberapa ciri kucing obesitas:

  1. Kucing kamu cepat lelah setelah beraktivitas, kadang kesulitan bernafas. Hal ini disebabkan lemak pada tubuh kucing telah mendesak paru-paru dan jantung.
  2. Kucing kamu malas bergerak. Ini sih sudah pasti karena dia tidak kuat menompang berat badan tubuhnya. Bawaannya tidur mulu. Hehehe.
  3. Berat badan kucing melebihi berat ideal saat pemeriksaan tahunan. Timbangan ga bisa nipu! Maka, pakailah timbangan untuk mendeteksi obesitas secara mudah dan cepat.

Apakah ada cara untuk mengatasi obesitas pada kucing?

Ada, pertama paksa kucing kamu untuk melakukan diet ketat. Kamu atur menu makannya. Asupan tinggi protein, rendah gula dan karbohidrat sangat bagus untuk diet kucing.

Kontrol jumlah makan dan waktu makan kucing kamu. Pastikan kamu juga disiplin untuk mengikuti jadwal tersebut.

Kedua, ajaklah kucing kamu jalan-jalan atau bermain. Semakin banyak dia bergerak, semakin banyak lemak tubuh yang dibakar.

Efek samping steril pada kucing #4: Kucing berpotensi terserang penyakit obesitas atau kegemukan.

5. Kucing akan kehilangan ketertarikan terhadap lawan jenis

Kehilangan organ reproduksi itu bukan hal sepele. Organ reproduksi mengatur hormon progesteron dan estrogen yang mempengaruhi emosional kucing. Tinggi rendahnya kadar hormon reproduksi dapat mempengaruhi siklus birahi kucing.

Apabila hormon reproduksi ini hilang maka kucing akan kehilangan nafsu birahi mereka. Dia tidak lagi tertarik terhadap pesona lawan jenis mereka. Biarpun ada lawan jenis yang sedang birahi tinggi, kucing hanya berekspresi datar.

Kenapa bisa begitu?

Ya, dia sudah kehilangan hasrat reproduksi mereka. Kucing yang sudah disterilisasi bisa tahu loh, kalau dia sudah tidak bisa beranak lagi. Akibatnya, mereka juga sudah tidak terlalu tertarik dengan lawan jenisnya.

Apakah kucing dikebiri masih bisa kawin? Bisa, tapi tidak bisa menghasilkan keturunan. Semakin sering mereka mencoba, mereka akan semakin kehilangan sensitivitas mereka.

Efek samping steril pada kucing #5: Kucing berpotensi kehilangan minat pada lawan jenisnya.

Pertanyaan yang sering ditanyakan pembaca pasca sterilisasi

Berikut ini kumpulan pertanyaan dari pembaca yang baru saja selesai melakukan steril kucing. Jika permasalahanmu belum terjawab, silakan tinggalkan pertanyaan di kolom komentar.

1. Terjadi bengkak pada area luka operasi steril, apakah Itu normal?

Bengkak pada luka sayatan operasi adalah suatu hal yang normal dan biasa terjadi. Namun jika kemudian menjadi menimbulkan iritasi, membesar, berair, dan terasa panas saat disentuh bisa jadi terjadi infeksi. Perhatikan juga perilaku kucing kamu. Apabila kucing kamu terlihat sakit (aktifitas berkurang dan nafsu makan hilang), segera hubungi dokter hewan langganan kamu. Setelah dokter mengobati luka operasi kucing, dokter akan memberikan makanan penambah nafsu makan kucing. Tujuannya untuk mempercepat pemulihan kucing.

2. Terdapat darah di area luka operasi, apakah itu normal?

Sedikit cairan kemerahan, atau darah, adalah satu hal normal yang bisa saja terjadi pada malam setelah operasi. Akan tetapi jika keadaan basah tersebut berlanjut, segera hubungi dokter hewan terdekat.

3. Berapa lama proses penyembuhan pasca steril kucing?

Jika tidak terjadi efek samping setelah sterilisasi, 2 minggu sudah sembuh total. Jadi, selama 14 hari setelah kucing kamu di steril, kamu harus siaga. Biasanya sih tinggal jaga aja. Hihihi.

4. Berapa lama kucing terbangun dari bius total pasca steril?

Ehmmm, hal ini tidak bisa dipastikan. Saya pernah bertanya kepada dokter hewan terkait hal tersebut. Dia pun menjawab proses siuman kucing itu relatif. Ada yang 6 jam sudah bangun. 10 Jam baru siuman. Maksimal waktu siuman kucing pasca operasi adalah 24 jam.

Pada saat terbius kamu harus memastikan kucing tidur pada posisi yang benar. Kadang tubuh mereka bergerak sendiri tanpa sadar. Tugas majikan adalah memastikan kucing tetap aman dan sehat. Jika kucing bangun, dia akan merasa pusing, pastikan kamu tetap mengawasinya.

Hindarkan kucing dari perabotan kaca yang mudah pecah. Jika dia sudah mau bergerak, beri kucing minuman. Beberapa jam setelahnya berikan makanan basah sedikit saja. Pastikan dia tidak terlalu lapar. Udah gitu aja sih. Intinya kucing tetap sehat.

5. Kucing betina baru sembuh dari steril di kawin paksa kucing jantan, Apa efek sampingnya?

Kasus ini sering terjadi pada kucing betina yang di steril pada masa birahi. Memang benar, pengangkatan rahim kucing betina dapat menghentikan siklus estrus (birahi). Namun, hormon yang sudah menjalar di tubuh kucing akan tetap tertahan di sana.

Berdasarkan pengalaman saya, kucing betina yang di steril pada masa estrus masih menyimpan api birahi pasca sterilisasi. Dia bahkan masih sering memikat pejantan setelah sebulan pasca steril.

Kok bisa gitu?

Ya itu tadi, masih ada sisa hormon yang ada di dalam tubuh kucing. Jadi, setelah pasca steril biasanya dokter menyarankan kucing betina untuk tetap di kandang selama sebulan.

Kadang pemilik kucing pemula tidak sadar akan hal ini. Perkawinan yang terjadi pada kucing betina dalam masa pasca steril bisa menyebabkan luka operasi terbuka dan pendarahan rahim. Efek terparahnya adalah menyebabkan kematian. Jadi, berhati-hatilah.

6. Bagaimana tanda-tanda terjadi efek samping sterilisasi kucing?

Tanda-tandanya sangat jelas, seperti:

  1. Kucing sering muntah.
  2. Luka operasi bengkak, bernanah dan keluar darah.
  3. Kucing tidak nafsu makan, depresi dan lesu.

Kesimpulan

Sterilisasi memiliki dampak positif dan negatif bagi kucing. Kamu harus benar-benar tahu hal penting di atas sebelum benar-benar melakukan sterilisasi. Jika kamu ingin membatasi populasi kucing dan membuat kucing kamu hidup lebih lama, pilihan sterilisasi adalah langkah tepat.

Namun, apabila kamu masih ingin memiliki anakan kucing dari kucing kamu, jangan buru-buru langsung di steril. Ingat konsekuensi di atas, steril = tidak bisa punya keturunan.

Apakah ada hal penting tentang efek samping sterilisasi yang terlupakan? Ingatkan saya dengan meninggalkan pesan di kolom komentar. Dukung saya dalam memproduksi konten baru dengan cara share artikel ini ke teman-teman kamu. Thanks.

Baca lebih lanjut: 10 pelajaran berharga dari pengalaman steril kucing »