Kelebihan dan kekurangan steril kucing

Sterilisasi kucing selalu jadi topik paling hot di kalangan catlovers. Ada pihak yang pro terhadap steril kucing, ada juga yang kontra. Buat kamu yang ingin steril kucing buat pertama kalinya, memang harus cari pendapat sebanyak mungkin. Manfaat steril kucing memang banyak banget. Steril kucing sejak dini bisa bantu cegah perilaku spraying pada kucing jantan. Kucingmu juga jadi lebih tenang di rumah. Pastinya, si meong juga jadi gendut. Tapi, steril kucing juga punya kekurangan. Misalnya, kucingmu jadi lebih rentan kena obesitas. Selain itu, harga steril kucing juga lumayan menguras kantong. Lebih jelasnya, kamu cari tahu saja kelebihan dan kekurangan steril kucing di sini.

Apa itu steril kucing?

Sebelum tahu kelebihan dan kekurangan steril kucing, kamu harus tahu dulu apa sih steril kucing? Sterilisasi kucing adalah prosedur operasi yang melibatkan pengangkatan testis pada kucing jantan, dan rahim lengkap dengan indung telur pada kucing betina. Tujuan dari prosedur operasi ini adalah supaya si meong nggak berkembangbiak. Operasi steril cuma boleh dilakukan oleh dokter hewan yang sudah pegang lisensi dan berpengalaman. Selama operasi, kucingmu bakal berada di bawah pengaruh obat bius. Jadi, kamu nggak perlu khawatir si meong kesakitan, ya. Idealnya, kucing bisa disteril sejak usia 4 – 6 bulan. Buat kucing jantan, steril sudah bisa dilakukan begitu biji testisnya sudah sepenuhnya turun.

Di negara maju, kamu bisa steril kucingmu saat dia masih berusia 8 minggu, lho. Steril kucing sebelum dia masuk masa puber atau birahi lebih disarankan. Supaya, dia terhindar dari perilaku yang nggak diinginkan. Misalnya, spraying atau jadi agresif dan suka berantem dengan kucing lain.

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan apa yang dimaksud dengan steril kucing? Sekilas, steril kucing memang kelihatan kejam. Tapi, ternyata prosedur ini bawa banyak banget manfaat buat si meong. Di saat yang sama, ada juga beberapa kekurangan dari prosedur ini yang kamu harus tahu. Supaya, kamu bisa lebih mantap buat steril si meong atau nggak, saya kasih informasi tentang kelebihan dan kekurangan kucing disteril. Untuk lebih detailnya, kamu bisa lihat rangkuman kelebihan dan kekurangan kucing disteril pada tabel di bawah ini:

Kelebihan kucing disterilKekurangan kucing disteril
Tidak perlu khawatir kucing beranak pinakKucing nggak bisa berkembangbiak
Kucing jadi lebih sehatKucing rawan kena obesitas
Kucing jadi lebih tenang di rumahSteril tidak bisa ubah karakter kucing jadi penurut
Kucing jadi tidak agresifTidak menjamin kebiasaan spraying menghilang
Kucing jadi nggak membentuk perilaku burukBiaya operasi steril yang terbilang mahal
Steril kucing bantu cegah konflik dengan lingkungan sekitarAda resiko komplikasi pasca-steril
Bisa menghemat pengeluaran bulanan buat kucing 
Lebih aman dibandingkan metode KB 

Sudah punya gambaran tentang kelebihan dan kekurangan steril pada kucing? Masih belum? Tenang, saya akan menjelaskannya lebih rinci melalui pembahasan di bawah ini. Yuk, lanjut baca.

Kelebihan kucing disteril

Banyak catlovers, termasuk saya, pilih buat steril kucing-kucing yang saya pelihara. Karena, ternyata sterilisasi kucing bisa bawa banyak banget manfaat buat si meong. Termasuk, buat saya dan lingkungan tempat saya tinggal. Buat kamu yang ingin steril kucing, ini lho manfaat yang bisa kamu dapat:

1. Kamu nggak perlu khawatir kucingmu beranak pinak

Salah satu alasan kucing betina susah banget dapat adopter adalah, banyak yang nggak sanggup merawat anak-anaknya. Ya, wajar saja sih. Menurut The Spruce Pets, kucing betina bisa birahi selama 4 hingga 7 hari. Masa birahi bisa lebih panjang kalau dia nggak dibuahi. Dalam satu kali proses pembuahan, kucingmu bisa hasilkan anak kucing antara 2 – 7 ekor. Itu baru satu ekor kucing betina, lho. Kebayang nggak, seandainya kamu punya lebih dari 1 kucing betina di rumah?

Belum lagi, nggak semua kucing bisa melahirkan dengan lancar. Ada banyak kasus komplikasi kehamilan yang dialami kucing betina selama hamil. Salah satunya, kelahiran kucing yang nggak tuntas. Akibatnya, kucing kesayanganmu jadi keracunan janin yang masih ketinggalan di dalam rahimnya. Dokter hewan langganan saya sering banget dapat kasus ini. Akibatnya, kucing betinamu harus dioperasi buat mengangkat mayat janin yang terjebak di dalam. Kondisi pinggul kucing yang sempit juga bisa bikin resiko komplikasi kehamilan makin besar. Ibu kucing yang cuek bebek sama anak-anaknya juga ada beberapa. Akhirnya, kamu deh yang harus menyusui anak-anak kucingnya.

Nah, kamu bisa cegah semua kekhawatiran dan kerepotan itu dengan steril kucingmu. Kucing betina sudah bisa disteril sejak usia 4 bulan. Kucing yang disteril sebelum masuk masa puber nggak akan kenal masa birahi. Sifatnya bakal tetap playful layaknya anak kucing. Biarpun, saat dia besar nanti. Kucingmu juga nggak akan mengalami perubahan perilaku yang ganggu kamu. Kucing yang disteril lebih awal juga punya tingkat kesembuhan yang relatif lebih cepat. Percaya deh, kamu bakal makin sulit dapat waktu yang tepat buat steril si meong setelah birahi pertamanya.    

2. Kucingmu jadi lebih sehat

Ingin kucingmu jadi lebih sehat dan berumur panjang? Sterilkan saja si meong! Kucing yang disteril terbukti punya kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan mereka yang nggak disteril. Dikutip dari situs Today’s Veterinary Practice, kucing jantan yang sudah disteril punya masa hidup yang 62% lebih besar. Sedangkan, ekspektasi hidup kucing betina yang sudah disteril juga 39% lebih besar dibandingkan yang nggak disteril.

Kucing yang sudah disteril memang punya resiko lebih rendah terserang penyakit yang berkaitan dengan hormon. Menurut situs resmi ASPCA, steril pada kucing betina bisa bantu cegah infeksi rahim dan kanker payudara. Info penting, nih! Semakin sering kucing betinamu mengalami birahi, resiko dia kena 2 penyakit itu makin besar. Makanya, saya sarankan kamu segera steril si meong sebelum dia masuk masa birahi pertamanya. 

Manfaat steril nggak cuma buat kucing betina saja, lho. Kualitas hidup kucing jantan kesayanganmu juga bakal meningkat setelah disteril. Kucing jantan yang sudah disteril nggak akan terserang kanker testis. Soalnya, testisnya kan sudah diambil saat operasi steril. Selain itu, sterilisasi kucing juga bisa bikin si meong terhindar dari masalah prostat di kemudian hari.

3. Kucingmu jadi lebih tenang di rumah

Kucing jantan dan kucing betina yang belum disteril suatu saat pasti bakal birahi. Begitu dia birahi, tingkahnya langsung jadi nggak karuan. Kucing betinamu bakal ngotot ingin pergi ke luar rumah buat cari pasangan. Kucing jantanmu juga bakal berkelana jauh banget dari rumah buat ketemu si betina. Kucingmu bisa-bisa nggak pulang sampai berminggu-minggu. Begitu balik, biasanya mereka dalam kondisi kurus, dekil, dan badan penuh luka. Malah, kadang-kadang kucingmu pulang dalam kondisi kaki pincang. Bikin prihatin, kan?

Selama dia ada di luar, ada banyak banget bahaya yang mengintai, lho. Kucingmu bisa saja disakiti orang-orang yang nggak suka dengan kehadiran mereka. Apalagi, kucing yang lagi birahi memang bakal mengeong keras banget. Bisa-bisa ganggu ketenangan orang yang ingin beristirahat. Selain itu, dia juga bakal berantem dengan kucing-kucing lainnya. Resiko dia ketularan penyakit berbahaya dari luka gigitan dan cakaran besar banget.

Perilaku kucingmu yang jadi liar selama birahi itu gara-gara dorongan hormon. Begitu dia disteril, maka hormon pemicu birahi bakal hilang. Kucingmu jadi nggak tertarik buat keluyuran ke luar rumah. Dia juga nggak akan teriak-teriak, apalagi spraying. Kalaupun dia main ke luar, dia nggak bakal main terlalu jauh. Selain lebih tenang dan betah di rumah, kucingmu juga jadi lebih playful. Coba deh, sediakan alat-alat permainan buat bantu stimulasi dia. Jadi, kucingmu nggak akan merasa bosan di rumah.

4. Kucing jadi tidak agresif

Kamu punya lebih dari satu kucing jantan yang nggak disteril? Wah, siap-siap bakal kacau nih saat mereka birahi. Kucing yang paling kalem sekalipun bisa berubah jadi agresif saat masuk musim birahi, lho. Perilaku agresif si meong itu dikarenakan pengaruh hormon testosterone. Hormon ini dihasilkan oleh organ testis. Nah, kucing yang sedang dibanjiri hormon ini bakal jadi lebih teritorial. Dia bakal anggap kucing jantan lain sebagai ancaman. Makanya, dia jadi sering banget ngajak kucing lain berantem. Nggak cuma kucing dalam rumah saja. Saat dia ketemu kucing liar pun, dia bakal langsung ajak berantem.

Kucing yang lagi berantem nggak cuma bikin plafon rumah jebol. Tapi, kucingmu juga jadi berisiko terkena penyakit menular berbahaya. Contohnya, penyakit Cat Scratch Disease yang bisa menyebar lewat luka cakaran. Gigitan kucing yang dalam juga bisa bikin infeksi tulang, yang pastinya bikin si meong tersiksa. FIV atau AIDS versi kucing dan rabies juga bisa disebarkan lewat luka gigitan atau cakaran. Mencegah lebih baik daripada mengobati, kan? Kucing yang disteril nggak akan menghasilkan hormon testosteron. Jadi, dia lebih kalem dan nggak agresif. Si meong juga jadi lebih gampang akur dengan kucing pendatang baru.

5. Kucing jadi nggak membentuk perilaku buruk

Kenapa saya sarankan kamu buat steril si meong secepat mungkin? Selain masa pemulihan yang cepat, kucingmu juga nggak sempat kenal perilaku buruk. Perilaku buruk yang dimaksud di sini tuh, pipis sembarangan alias spraying. Kebiasaan ini sering banget terjadi pada kucing jantan yang masuk masa birahi. Dia spraying supaya kucing-kucing tahu kalau dia pemilik wilayah itu. Dia spraying nggak cuma di luar rumah saja, lho. Si meong juga bakal pipis di perabotan di dalam rumahmu. Bau pipis kucing yang spraying menyengat banget. Mau kamu bersihkan kayak apapun, aroma itu bakal sulit hilang.

Makanya, kamu disarankan banget buat steril kucing jantanmu saat dia menginjak usia 6 bulan. Di usianya itu, dia masih belum kenal fungsi dari spraying. Begitu disteril, dia nggak akan dapat keinginan buat menandai wilayahnya. Kalau kamu tunggu sampai dia berusia 1 tahun, bisa-bisa dia sudah punya kebiasaan spraying. Kalau sudah jadi kebiasaan, agak susah tuh hilangnya. Lebih baik mencegah, kan?

6. Steril kucing bantu cegah konflik dengan lingkungan

Masalah overpopulasi kucing tuh nyata banget, lho. Nggak semua orang di lingkunganmu mau menerima kucingmu. Apalagi, dengan tingkahnya yang barbar selama masa birahi. Kalau tetanggamu terganggu, bisa-bisa mereka melakukan tindakan kekerasan pada kucingmu. Sudah banyak banget lho laporan kucing yang mati akibat diracun atau jadi korban kekerasan. Saya yang aktif di komunitas juga sering banget dapat aduan dari catlover  yang diancam harus pindah dari tempatnya tinggal. Malah, ada juga yang mengancam buat memusnahkan kucing-kucing liar.

Semuanya, gara-gara tetangga sekitar sudah jenuh dengan populasi kucing yang makin bertambah. Edukasi buat nggak menyakiti hewan bakal susah banget buat dilakukan. Kamu bisa kok ikut berperan buat mencegah kekerasan terhadap kucing. Caranya sederhana banget, cukup sterilkan kucing-kucing milikmu. Kalau punya budget lebih, baru deh kamu steril juga kucing-kucing liar di kompleks tempatmu tinggal.

7. Steril kucing bisa bikin pengeluaranmu lebih hemat

Sekilas, harga steril kucing memang mahal banget. Tapi, itu bisa menguntungkan kamu dalam jangka panjang. Nggak percaya? Coba bayangin, deh. Seandainya kamu steril kucing kesayanganmu, kamu bisa fokus pada perawatan kucingmu saja. Sebaliknya, kamu harus keluarkan budget lebih seandainya anggota keluarga meongmu bertambah. Kalau anak kucing yang dilahirkan cuma 1 ekor saja sih, nggak masalah. Tapi, gimana kalau anak kucing yang lahir lebih dari 1? Budgetmu buat pemeliharaan kucing bakal makin bertambah.

Kamu juga kesulitan buat kasih makan kucingmu makanan yang terbaik. Padahal, kualitas makanan menentukan banget kualitas hidup kucingmu, lho. Seandainya kamu steril kucingmu, kamu bisa lebih fokus buat menyejahterakan kucingmu yang sudah ada. Steril kucing juga bantu cegah kamu keluarkan biaya perawatan luka gara-gara si meong yang berantem dengan kucing tetangga.

8. Lebih aman dibandingkan metode KB

Daripada steril, lebih baik KB? Eits, tunggu dulu! Steril memang kesannya kejam dan lebih mahal daripada KB. Tapi, tahu nggak? Efek jangka panjang penggunaan KB buat kucing malah nggak bagus, lho. Kamu perlu tahu kalau obat KB yang dipakai kucing adalah obat buat manusia. Padahal, pemakaian obat manusia buat kucing harus dilakukan dengan hati-hati banget. KB pada manusia hanya mencegah supaya nggak terjadi kehamilan. Buat manusia, itu sih sudah cukup. Apalagi, manusia memang nggak mengenal masa birahi.

Tapi, beda lagi dengan kucing. KB memang mempengaruhi hormon di dalam kucing supaya mencegah terjadinya kehamilan. Tapi, itu nggak memotong siklus birahi kucing. Jadi, kucingmu bakal terus-menerus berada di siklus birahi. Birahi pada kucing yang nggak terlampiaskan nantinya bisa memicu terjadinya ketidakseimbangan hormon. Akibatnya, terjadi deh infeksi rahim bernanah, atau pyometra. Nanah yang tertampung di dalam rahim bakal terus menumpuk, sampai bikin perut kucingmu membesar. Kalau dibiarkan gitu saja, rahim kucing akan pecah. Nanah yang ada di dalamnya akan menginfeksi organ-organ tubuh kucing yang lain. Kucingmu bisa mati dalam hitungan detik kalau itu sudah terjadi.

Kalau kucingmu sudah kena pyometra, satu-satunya jalan ya harus dilakukan operasi pengangkatan rahim. Tapi, prosedur sterilisasi saat pyometra jauh lebih berisiko dibandingkan steril dalam kondisi normal. Dokter hewan harus hati-hati banget saat mengangkat rahim kucingmu yang penuh nanah. Peluang kucingmu buat bertahan hidup juga tipis. Ditambah lagi, biaya operasi pyometra bisa mencapai 2 jutaan. Ini lebih mahal daripada harga steril yang maksimal cuma 1 jutaan. Kalau sudah gitu, lebih baik steril si meong dari awal, kan?

Baca terus: 10 alasan kenapa kamu sebaiknya steril kucing milikmu »

Kekurangan kucing disteril

Nah, kamu jadi tahu kan kelebihan kucing disteril, dan kini kamu akan belajar kekurangan dari steril kucing. Ya, gimanapun juga, kamu tetap butuh informasi yang seimbang, kan? Yuk, baca ulasan lebih lengkapnya di sini.

1. Kucing nggak bisa berkembangbiak

Steril kucing dilakukan dengan cara pengangkatan organ reproduksi kucing jantan dan kucing betina. Prosedur ini irreversible, alias nggak bisa ditarik kembali. Kucing yang sudah disteril nggak bisa berkembangbiak secara permanen. Inilah yang bikin beberapa pencinta kucing masih ragu-ragu buat steril kucingnya. Kalau kamu memang berencana dapat keturunan dari kucingmu, kamu bisa tunda steril si meong. Tapi, pastikan kamu memang sanggup buat merawat anak-anak kucing yang lahir nantinya, ya. Kalaupun kamu nggak sanggup, kamu wajib cari adopter buat anak-anak kucing itu, ya. Jangan sampai kamu biarkan si meong berkembangbiak gara-gara kasihan. Eh, ujung-ujungnya anak-anak kucingnya kamu buang ke pasar. Itu sih, jahat banget namanya.

2. Kucing rawan kena obesitas

Kucing yang sudah disteril jaminan bakal jadi lebih cepat gendut! Soalnya, kucingmu nggak lagi dipengaruhi hormon birahi. Jadi, dia lebih tenang dan energi yang dia punya digunakan buat makan. Menurut The Spruce Pets, hormon estrogen memang bikin kucing betina jadi nggak nafsu makan. Akibatnya, selama birahi dia jadi nggak doyan makan. Begitu juga dengan kucing jantan. Tapi, kucing jantan lebih dipengaruhi oleh hormon testosteron. Nah, begitu kucing disteril, nggak ada lagi deh organ penghasil kedua hormon ini. Nafsu makan kucingmu bakal meningkat drastis.

Di sisi lain, kucing jadi lebih jarang beraktivitas. Itu bikin sistem metabolismenya melambat. Kalau nggak hati-hati, si meong bisa kena obesitas lho. Obesitas atau kegendutan bisa jadi penyebab dari berbagai macam penyakit pada kucing. Mulai dari gangguan jantung hingga infeksi saluran kencing atau FUS. Tapi, ancaman obesitas pasca steril ini bisa dicegah kok. Berikan dia makanan khusus buat kucing yang sudah disteril. Biasanya, makanan kucing ini punya kandungan kalori yang lebih rendah. Selain itu, kamu juga harus rajin ajak si meong berolahraga. Beli mainan laser atau mainan lainnya yang bisa stimulasi dia buat berlari. Kucing yang disteril sebelum masuk masa puber biasanya bakal lebih playful. Bahkan, saat dia masuk usia dewasa sekalipun. 

3. Steril tidak bisa ubah karakter kucing jadi penurut

Saya sering menemukan komentar di forum komunitas buat steril kucing supaya si meong jadi penurut. Hmmm, ada sedikit kesalahpahaman yang harus diluruskan, nih. Steril kucing memang bisa bikin si meong jadi lebih kalem. Dalam arti, dia jadi nggak terlalu suka keluyuran ke luar rumah. Kucingmu juga jadi nggak agresif. Sehingga, resiko dia terluka gara-gara berantem dengan kucing liar bisa dihindari. Tapi, steril nggak bisa merubah karakter kucing jadi penurut. Kalau karakter kucingmu memang bandel, dia akan tetap punya karakter itu. Malah, ada juga kucing yang semula kalem jadi galak setelah disteril. Faktor lingkungan biasanya jadi penyebab nomor satu dari perubahan karakter si meong. Steril memang nggak seharusnya dijadikan solusi cepat buat ubah karakter kucingmu.

4. Tidak menjamin kebiasaan spraying hilang

Kucing jantan yang nggak steril memang pasti bakal spraying. Kebiasaan itu bisa saja tetap terekam di dalam otaknya. Biarpun, setelah kamu sterilkan si meong. Walaupun, ada juga kucing yang langsung berhenti spraying setelah disteril. Biasanya, kucing yang keterusan spraying memang sedang dalam kondisi birahi biarpun sudah disteril. Kucing saya pun ada yang tetap spraying biarpun dia sudah disteril. Biasanya, itu jadi cara kucingmu buat menunjukkan kalau dia merasa cemas. Bisa juga, karena dia nggak suka dengan perubahan yang terjadi di rumahmu.

Kalau kucing tetap spraying setelah disteril, apa steril si meong jadi hal yang sia-sia? Tunggu dulu! Biarpun si meong tetap spraying, aroma pipis yang ditimbulkan ternyata nggak setajam dari sebelum dia disteril. Aroma pipis si meong jadi lebih samar dan gampang banget dihilangkan. Kamu juga bisa pakai semprotan khusus buat menghilangkan aroma spraying itu.

5. Biaya operasi steril yang terbilang mahal

Satu lagi hal yang bikin orang-orang ragu-ragu buat steril kucingnya adalah, dari segi biaya. Biaya buat steril kucing memang lumayan mahal. Paling nggak, kamu harus rogoh kocek hingga 500 ribu rupiah buat steril kucing jantan. Buat kucing betina, bisa lebih mahal lagi. Biaya steril kucing betina bisa berkisar di angka 1 juta rupiah. Ya, lumayan menguras kantong, kan? Apalagi, kalau kamu punya kucing banyak banget hasil rescue.

Untungnya, kamu nggak perlu terlalu khawatir soal biaya steril. Soalnya, ada banyak kok komunitas catlover yang tawarkan biaya steril subsidi. Biasanya, mereka bekerjasama dengan Dinkeswan buat melakukan steril subsidi ini. Yang melakukan prosedur steril sudah pasti dokter hewan yang berpengalaman. Saya termasuk orang yang beruntung bisa memetik manfaat dari steril subsidi.

Untuk steril kucing jantan, saya hanya perlu keluarkan budget sekitar 200 – 300 ribuan saja. Biaya steril subsidi kucing betina biasanya mencapai 400 – 500 ribuan. Itu bergantung ras kucingnya juga, ya. Biaya steril kucing ras bulu panjang biasanya sedikit lebih mahal dibandingkan kucing bulu pendek. Masing-masing komunitas punya persyaratan yang harus dipenuhi kalau kamu mau ikutan steril subsidi ini. Jangan ragu buat tanya-tanya, ya.

6. Ada resiko komplikasi pasca-steril

Yang namanya operasi, pastilah punya resiko tersendiri. Begitu pula, dengan prosedur steril. Ada kelebihan dan kekurangan dari prosedur steril kucing. Biasanya, komplikasi operasi steril kucing terjadi gara-gara jahitan operasi yang terbuka. Ini biasanya terjadi pada kucing betina yang sudah pecicilan pasca operasi steril. Infeksi di bagian sayatan juga bisa terjadi gara-gara kontaminasi bakteri. Beberapa kucing juga bisa saja terkena reaksi alergi akibat obat bius atau bahan benang jahit yang dipakai. Itulah kenapa, kamu sangatlah diwajibkan buat memantau kondisi kucingmu beberapa minggu setelah disteril.

Kucing jantan biasanya sudah bisa kamu lepas setelah pengaruh obat bius hilang. Tapi, pastikan kamu monitor bagian jahitan selama kurang lebih 1 minggu. Buat kucing jantan, kamu nggak perlu terlalu khawatir. Resiko komplikasi pasca-operasi pada kucing jantan memang jarang banget. Soalnya, pemulihan mereka cenderung lebih cepat dibandingkan kucing betina.

Nah, beda lagi nih kalau kucing betinamu yang disteril. Dia wajib kamu kandangkan paling nggak selama 2 minggu pasca operasi. Batasi ruang geraknya, dan jangan biarkan dia lompat atau lari-lari selama masa pemulihan. Ini dilakukan supaya jahitannya nggak lepas. Pisahkan dia di ruangan tersendiri selama masa pemulihan. Jaga supaya kondisi lingkungannya tetap tenang, ya. Luka bekas operasi si meong harus tetap kering. Makanya, jangan sampai si meong menjilatinya, ya. Kalau perlu, kamu bisa pakaikan collar kucing buat menghalanginya menjilati bagian sayatan operasi.

Jangan mandikan atau vaksin si meong seminggu sebelum dia disteril. Supaya, dia nggak terlalu stres yang bikin daya imunitasnya menurun. Kucingmu juga nggak boleh dimandikan selama 10 hari setelah disteril. Ini berlaku buat kucing jantan maupun betina, ya. Jangan lupa, cek bagian jahitan operasi setiap hari. Kalau kamu menemukan kejanggalan, seperti luka yang kelihatan lembek, berbau, apalagi bernanah, segera hubungi dokter hewanmu, ya.   

Baca juga: Efek samping steril pada kucing »

Kesimpulan

Ternyata, steril kucing punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kucing disteril adalah, kamu jadi nggak perlu khawatir dia bakal beranak pinak. Kucingmu juga jadi lebih tenang dan nggak agresif. Steril kucing juga bisa bantu atasi masalah overpopulasi kucing di wilayahmu. Dibandingkan KB, steril kucing jadi solusi yang lebih aman dalam jangka panjang. Tapi, kucingmu jadi butuh diet khusus biar nggak kena obesitas. Beberapa kebiasaan seperti spraying juga nggak langsung menghilang setelah si meong disteril. Harga steril kucing juga lumayan menguras kantong.

Baca lebih lanjut: 10 pelajaran berharga dari pengalaman steril kucing »