Kenapa Kucing Sekarang Tidak Mau Makan Tikus?

Kucing adalah predator dari tikus. Kamu pasti sudah tahu itu sejak di bangku SD. Bahkan, kucing dan tikus digambarkan selalu bermusuhan di banyak film animasi.  Film “Tom and Jerry” misalnya. Jadi, wajar saja kalau kamu pikir semua kucing pasti bakal memburu dan makan tikus. Tapi, ternyata kucingmu malah nggak berselera buat makan si tikus. Kucingmu bisa jadi cuma menjadikan si tikus mainan saja. Atau, bisa juga dia memang nggak “terprogram” buat makan tikus. Cari tahu lebih lanjut alasan kenapa kucing tidak mau makan tikus, di sini. Yuk, mulai pembahasannya.

Alasan kenapa kucing indoor jaman sekarang tidak mau makan tikus

Apakah kamu takjub saat melihat kucing-kucing cantik jaman now yang tidak suka makan tikus? Bahkan tikus lewat didepannya saja hanya dilihat dan dibiarkan. Aneh ya? Padahal kucing dan tikus adalah musuh bebuyutan. Saya merangkum 4 alasan kenapa kucing indoor jaman sekarang tidak doyan makan tikus. Berikut ini pembahasannya:

1. Mereka nggak pernah belajar buat “memakan” tikus

Kuo Zing-Yang adalah seorang profesor yang mendalami ilmu psikologi eksperimental. Ia ingin membuktikan apakah kebiasaan kucing memakan tikus disebabkan dorongan naluri, atau karena didikan induk kucing. Akhirnya, dia mengadakan eksperimen dengan merawat beberapa ekor anak kucing tanpa induk. Eksperimen ini sampai butuh waktu 10 tahun, dimulai dari tahun 1920-an.

Hasilnya, kucing yang dibesarkan oleh manusia cenderung enggan buat memburu tikus. Reaksi yang ditunjukkan si meong juga macam-macam. Ada yang ketakutan, bahkan ada juga yang mengabaikan tikus yang melintas. Ada juga yang tetap memburu si tikus tapi sama sekali nggak memakannya. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh kitten yang dibesarkan induk kucing yang dipelihara manusia. Mereka nggak kelihatan ‘berselera’ buat memangsa hasil buruannya.

Nah, hasil yang berbeda ditunjukkan kucing yang dibesarkan oleh induk kucing liar. Biasanya, kucing bakal dapat ilmu berburu dari induknya sejak usia 1 bulan. Induk kucing liar mengajari anak-anaknya teknik-teknik berburu. Dia juga membawakan hasil berburu yang didapat buat dimakan oleh anak-anaknya. Kesimpulannya, insting berburu kucing memang sudah ada. Tapi, nggak semua kucing ‘terlatih’ buat makan mangsa buruannya. Apalagi, kalau mereka memang nggak pernah diajari untuk itu.

2. Mereka nggak sengaja membunuh si tikus

Kucing liar memburu dan makan tikus supaya bisa bertahan hidup. Tapi, kucing kesayanganmu memburu tikus karena rasa penasaran saja. Kucing memang punya rasa ingin tahu yang tinggi banget. Itu berasal dari insting berburunya yang sudah terprogram sejak ratusan ribu tahun yang lalu. Jadi, dia bakal merasa excited melihat tikus yang lari buat menghindarinya. Tapi, ada kalanya kucingmu nggak sengaja membunuh tikus buruannya. Padahal, dia cuma penasaran saja dan ingin bermain. Tapi, dia terlalu asyik bermain sampai nggak sadar bikin mangsanya mati ketakutan. Tikus yang sudah mati otomatis nggak bergerak, kan? Kucingmu pun jadi nggak penasaran lagi. Jadilah dia meninggalkan tikus itu begitu saja dan mencari mainan lainnya.

3. Kucing ingin mengajarimu berburu

Pernah dengar nggak, kucing biasa memberikan bangkai tikus sebagai hadiah buat ownernya? Katanya, hadiah itu adalah tanda terima kasih buat dia untukmu. So sweet, ya? Tapi, sebenarnya dia sedang mengajarimu buat berburu. Perilaku ini berasal dari kebiasaan induk kucing yang membawakan hasil buruan untuk anak-anaknya. Tujuannya, supaya si kitten bisa belajar berburu mangsanya sendiri. Setelah dia besar, dia teruskan kebiasaan itu ke kamu. Intinya, dia mau berkata, “Ini lho, cara cari mangsa yang benar!”. Lucu, kan?

4. Kucing tidak merasa kelaparan

Kucing indoor telah mendapatkan makanan harian yang cukup dari majikannya. Jadi, naluri si meong berburu untuk bertahan hidup tidak muncul. Dengan begitu, rasa lapar dan insting hewan karnivora untuk memangsa tikus tidak ada. Akibatnya, tikus hanya dijadikan mainan dan tidak dimakan sama sekali.

Alasannya sederhana sih, karena si kucing punya makanan yang lebih enak, bergizi dan terjamin dari majikannya. Seperti manusia yang sudah kenyang dan nyaman dengan makanan hariannya. Kucing yang sudah merasa kenyang tidak akan makan makanan sembarangan. Pada kasus ini, kucing sudah memiliki kebiasaan pilih-pilih makanan.

Awas! Ini akibatnya jika kamu membiarkan kucingmu memakan tikus

Kamu mungkin ingin menjadikan kucingmu sebagai pemburu tikus ulung. Tapi, kamu perlu pikir seribu kali kalau ingin membasmi tikus dengan menggunakan si meong. Kamu sudah tahu kalau kebanyakan kucing indoor memang nggak terlatih buat memburu, apalagi memangsa tikus. Selain itu, tikus adalah sumber penyakit. Banyak dari bibit-bibit penyakit itu bisa berpindah ke kucing kesayanganmu kalau dia sampai makan hewan pengerat itu. Penyakit dari tikus yang bisa menular ke kucing antara lain:

1. Toxoplasmosis

Kucing sering disebut sebagai biang penyebab penyakit Toxoplasmosis. Padahal, kucing cuma berperan sebagai carrier atau pembawa saja. Penyebab sesungguhnya dari Toxoplasmosis adalah parasit yang bernama Toxoplasma Gondii. Parasit ini nggak cuma bisa hidup di dalam tubuh kucing saja. Semua jenis mamalia, termasuk tikus, juga bisa jadi inang dari parasit ini. Kucing bisa terinfeksi Toxoplasmosis kalau dia memangsa tikus yang terinfeksi oleh parasit ini. Walaupun kucingmu terinfeksi Toxoplasmosis, biasanya dia nggak akan menunjukkan gejala apapun. Tapi, dia tetap bisa menularkan parasit ini lewat kotorannya. Dalam kasus yang langka banget, dia bisa tunjukkan beberapa gejala. Gejala Toxoplasmosis pada kucing antara lain:

  • Kucingmu jadi lemas dan lesu.
  • Masalah pencernaan.
  • Gangguan pernapasan.

Toxoplasmosis ini juga bisa menular ke manusia, lho. Kamu bisa tertular Toxoplasmosis kalau kamu membersihkan litter box kucing tanpa pakai peralatan yang memadai. Malas cuci tangan setelah mengurus litter box atau berkebun juga bisa bikin kamu terkena penyakit ini. Kebanyakan orang biasanya nggak tunjukkan gejala apapun saat terinfeksi Toxoplasmosis. Tapi, penyakit ini bisa fatal banget kalau sampai menyerang ibu hamil. Toxoplasmosis bisa mengakibatkan komplikasi kehamilan atau bayi terlahir cacat. Orang-orang dengan kondisi autoimun juga bisa terkena komplikasi dari penyakit ini.

2. Penyakit pes

Pernah dengar kedahsyatan wabah pes yang melanda Eropa di Abad Pertengahan? Wabah pes itu dikenal dengan sebutan Black Death. Ribuan jiwa warga Eropa saat itu meninggal dunia gara-garanya. Wabah ini disebabkan gara-gara pertumbuhan populasi tikus yang meningkat pesat. Penyakit pes disebabkan oleh bakteri bernama Yersinia pestis. Bakteri ini bisa menginfeksi si meong lewat gigitan kutu. Tapi, kucingmu juga bisa terkena bakteri ini setelah memakan tikus yang terinfeksi. Kucing yang terjangkit pes bisa kehilangan nyawanya kalau nggak segera diberikan pertolongan. Semakin cepat dia dibawa ke dokter hewan, makin besar pula kemungkinan si meong bertahan hidup. Penyakit pes ini juga bisa menular ke manusia, lho. Waspadai gejala pes pada kucing dan manusia berikut ini, yuk:

  • Lemas dan lesu.
  • Depresi.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Muntah-muntah.
  • Diare.
  • Nyeri otot.
  • Demam.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Sariawan.
  • Penurunan berat badan.

3. Leptospirosis

Tikus adalah inang dari bakteri berbahaya bernama Leptospira. Bakteri ini bisa mengakibatkan penyakit leptospirosis yang menyerang manusia. Kamu bisa terinfeksi penyakit ini kalau kucingmu membawa bangkai tikus yang terinfeksi oleh bakteri Leptospira ini. Infeksi leptospirosis bisa memunculkan gejala serupa dengan flu. Kalau nggak segera ditangani, penyakit ini bisa mengakibatkan kerusakan organ hati. Selain bisa menginfeksimu, Leptospira juga bisa menyerang anjing peliharaanmu. Kalau kucingmu bawa pulang bangkai tikus, pastikan kamu nggak memegangnya dengan tangan kosong, ya. Jangan lupa buat mengepel lantai dengan cairan pel anti-bakteri. Kamu juga wajib banget cuci tanganmu  hingga bersih setelah buang bangkai tikus.

4. Sindrom paru Hantavirus

Tikus juga bisa jadi penyebar dari Hantavirus. Hantavirus adalah sekelompok virus yang bisa mengakibatkan infeksi pernapasan serius pada manusia. Kamu bisa terinfeksi virus ini jika menghirup udara yang terkontaminasi oleh urine atau kotoran tikus. Sampai sekarang, obat untuk sindrom ini masih belum ditemukan. Pilihan pengobatan pun masih terbatas banget. Soalnya, penyakit ini memang tergolong langka. Kucingmu bisa saja terkena infeksi Hantavirus. Tapi, virus ini nggak berbahaya buat mereka. Si meong juga nggak bisa menularkan virus ini ke kamu. Gejala infeksi Hantavirus pada manusia meliputi:

  • Demam.
  • Nyeri otot.
  • Kelelahan.
  • Batuk.
  • Kesulitan bernapas.

5. Infeksi parasit usus

Kalau kucingmu makan tikus, dia jadi berisiko terinfeksi parasit usus. Parasit usus yang bisa menyerang kucing lewat tikus adalah cacing gelang. Cacing gelang bisa mengakibatkan kucingmu jatuh sakit. Kucingmu bisa jadi menunjukkan gejala seperti: diare, muntah-muntah, dan penurunan berat badan. Kalau kamu tahu kucingmu makan tikus, sebaiknya segera periksakan ke dokter hewan. Dokter hewan nanti bakal mengecek ada nggaknya parasit di dalam tubuh si meong. Kalau ada, biasanya kucingmu akan dikasih obat cacing. Semakin cepat penanganan yang diberikan, semakin cepat pula kucingmu bisa pulih.

6. Keracunan racun tikus

Nah, kejadian ini sering banget dialami pemilik kucing. Apalagi, buat kamu yang punya kucing semi-outdoor. Niatmu mungkin ingin membunuh tikus yang berkeliaran di sekitar rumah. Jadilah kamu pakai racun tikus buat membunuh hewan pengerat menyebalkan itu. Tapi, banyak orang yang nggak tahu kalau racun tikus nggak membunuh tikus dalam sekejap. Jadi, tikus yang keracunan masih bisa saja melarikan diri dan dimangsa kucingmu. Kalau kucingmu nggak sengaja makan tikus itu, dia bisa terkena keracunan.

Racun tikus dalam jumlah sekecil apapun bisa berdampak fatal buat kucingmu, lho. Kucingmu bisa tunjukkan gejala seperti diare hingga kejang-kejang. Kamu harus segera bawa dia ke dokter hewan. Kamu juga bisa berikan pertolongan pertama dengan memberikan air kelapa muda pada kucingmu. Air kelapa muda punya khasiat buat menetralisir kandungan racun yang masuk ke dalam tubuh si meong.

Catatan: Kucing indoor yang tidak mau makan tikus akan tumbuh lebih sehat dari pada kucing yang suka berburu tikus. Karena tikus membawa banyak bibit penyakit yang membahayakan si kucing.

Kesimpulan

Jadi, kenapa kucing tidak mau makan tikus? Penyebab utamanya, bisa jadi karena dia nggak pernah makan tikus seumur hidupnya. Biasanya, ini terjadi pada kucing yang sejak kecil sudah dipelihara oleh manusia. Kucingmu juga bisa jadi memang nggak berniat buat makan tikus itu. Melainkan, dia kelewatan saat sedang memainkan buruannya. Kucingmu juga bisa jadi sedang mengajarimu cara memburu mangsa yang benar. Tapi, memang sebaiknya kamu cegah si meong makan tikus. Soalnya, tikus bisa jadi sarang penyakit berbahaya buat kucingmu dan kamu sendiri.

Akhir kata, sudah terjawab semua ya terkait permasalahan “Kenapa kucing indoor jaman sekarang tidak mau makan tikus?”. Sebaiknya kamu bangga pada kucing yang tidak doyak tikus. Karena jika si meong kembali memiliki kebiasaan berburu tikus, ada banyak permasalahan kesehatan yang menghantuinya. Semoga bermanfaat. Jangan lupa share ke teman-teman kamu ya! Makasih.

Baca lebih lanjut: 10 penyebab kucing tidak mau makan dan tidur terus »