5 Alasan Kucing Enggan Pup di Litterbox: Solusinya Mudah dan Praktis

Satu alasan klasik yang paling banyak dikeluhkan pemilik kucing adalah, “kenapa kucing saya tidak mau pup di pasir?”. Masalah satu ini memang pelik, apalagi buat kamu yang tinggal bareng anggota keluarga lainnya. Bisa-bisa, ini jadi sumber konflik antara kamu dan keluargamu. Bahkan, ada juga pemilik kucing yang membuang kucingnya gara-gara masalah ini. Kucing yang menolak pup di pasir bukan berarti kucing nakal, ya. Soalnya, ada banyak banget alasan yang mungkin mendasari tingkahnya itu. Berikut 5 alasan kenapa kucing tidak mau pup di kotak pasir:

Jadi, jangan terburu-buru melabeli kucingmu sebagai kucing nakal, ya. Yuk, pahami alasan kenapa kucing ogah pup di pasir melalui ulasan di bawah ini.

1. Kucing memiliki masalah kesehatan

Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah memastikan kucingmu nggak sakit. Soalnya, ada beberapa penyakit yang memang bisa bikin kucingmu jadi buang air sembarangan. Penyakit seperti infeksi IBD (Inflammatory Bowel Disease) bikin kucingmu jadi pup di luar litterbox. IBD bikin kucing tidak mau pup di pasir. IBD disebabkan oleh infeksi di area perut atau usus kucing. Kucingmu bisa aja menelan objek asing yang menggores dinding usus. Peradangan itu juga bisa disebabkan infeksi bakteri atau parasit cacing.

Kucingmu juga bisa mengalami alergi dengan zat protein yang ada di makanannya. IBD bisa bikin usus kucing mengalami penebalan, sehingga penyerapan nutrisi juga terhambat. Kucingmu bisa jadi mengalami diare yang nggak terkontrol. Akibatnya, pup-nya tercecer kemana-mana. Gejala IBD yang lain meliputi muntah-muntah. Nafsu makan kucing jadi besar banget. Tapi, biarpun kucing makan banyak tapi tetap kurus.

FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) adalah penyakit saluran kencing yang menyerang kucing jantan. Infeksi ini sering disebabkan akibat adanya penyumbatan kristal atau batu ginjal di saluran kencing si meong. Penyakit ini bikin kucing mengalami kesulitan pipis. Kucing mungkin masih pipis di litterbox, tapi volume urinnya lebih sedikit dari biasanya. Terus, kamu jadi sering melihat dia jongkok dan pipis di tempat yang beda-beda. Jangan keburu marah dan menghukumnya, ya. Kucingmu nggak butuh dihukum, dia butuh dibawa ke dokter hewan.

FLUTD yang nggak tertangani bisa bikin kucingmu mati dalam hitungan minggu. Salah satu kucing saya juga punya kecenderungan terkena FLUTD. Jadi, begitu kucing terlihat mulai pipis sembarangan, saya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Semakin cepat kucingmu mendapatkan pertolongan, semakin besar pula peluang kucing sembuh.

2. Litterbox kotor

Kamu sudah pastikan dengan membawa kucingmu ke dokter hewan. Kucingmu terbukti sehat-sehat aja tanpa ada masalah di saluran kencing dan ususnya. Nah, kenapa dia tetap menolak pup di pasirnya? Coba deh kamu inspeksi litterboxnya. Kalau litterboxnya kotor, nggak kaget kalau dia jadi cari tempat lain yang lebih bersih. Kucing suka banget sama kebersihan, lho. Makanya, mereka bakal ilfeel kalau litterbox kotor. Kucing punya indera penciuman yang tajam. Pastinya, bau urine dan pup yang nggak dibersihkan sangat mengganggu untuk kucing. Makanya, kamu wajib bersihkan litterbox si meong paling nggak sehari hingga dua kali sehari. Patokannya adalah seberapa sering kucingmu buang air, ya.

Jangan lupa buat membuang pasir litterbox dan menggantinya dengan yang baru seminggu sekali. Nggak cuma pasirnya aja, kamu juga perlu mencuci kotak litterbox. Soalnya, bagaimana pun juga pasti ada dong residu pipis atau kotoran kucing yang melekat di permukaan litterbox. Residu itu bisa jadi sarang bakteri yang bikin litterbox bau. Nggak cuma kucingmu aja yang terganggu, kamu juga pasti nggak nyaman.

Cuci litterbox dengan menggunakan sabun deterjen dan sikat. Jangan lupa, bilas dengan air bersih yang mengalir, ya. Hindari menggunakan cairan karbol. Aroma cairan karbol yang tajam bisa bikin kucingmu malas pakai litterbox. Saya sendiri pernah mengalami kejadian ini. Saya pernah mencuci litterbox si meong dengan menggunakan karbol. Maksudnya sih, supaya bak pasir itu benar-benar bersih dari kuman. Tapi, yang ada malah bikin kucing saya berhenti memakainya. Akhirnya, saya terpaksa harus beli litterbox baru. Dia baru mau menggunakan litterboxnya kembali setelah bau karbol tersebut benar-benar hilang. Jadikan ini sebagai pelajaran, ya.

Setelah selesai mencuci, jemur litterbox dengan cara diangin-anginkan. Kamu boleh saja sih mengelap litterbox dengan kain handuk bersih dan tidak dipakai. Tapi, jangan langsung mengisinya dengan pasir. Soalnya, kondisi litterbox lembap bakal memicu pertumbuhan bakteri. Selagi menunggu litterbox kering sepenuhnya, kamu bisa pakai litterbox cadangan.

3. Kucingmu nggak nyaman dengan lokasi penempatan litterbox

Selain kebersihan litterbox, kamu juga perlu perhatikan lokasi penempatannya. Kucing biasanya bakal menolak memakai litterbox yang terletak berdekatan dengan area makannya. Ya, ibarat kamu pasti juga ogah buang air kalau lokasi toilet bersebelahan dengan ruang makan. Lokasi litterbox yang terlalu jauh juga bikin kucingmu malas memakainya. Atau, lebih tepatnya dia nggak punya cukup waktu buat mencapai bak pasir tepat waktu. Akibatnya, dia pipis dan pup di sembarang tempat, deh. Kamu juga nggak disarankan buat meletakkan litterbox di lokasi yang ramai dan sering dilewati penghuni rumah.

Pilihlah lokasi litterbox yang cenderung sepi dan tenang. Kucingmu pun butuh konsentrasi penuh saat buang air, lho. Jadi, suara-suara yang berisik bikin dia stres dan menjauhi litterbox. Kamu bisa meletakkan litterbox kucing di tempat yang gampang diakses si meong. Bakal lebih baik lagi kalau lokasi tersebut juga gampang dibersihkan. Kebanyakan orang lebih suka menaruh litterbox di kamar mandi. Buat kamu yang punya banyak kucing, kamu bisa letakkan litterbox di area serambi belakang rumah. Kalau kamu punya ruang kosong di rumah, boleh juga manfaatkan ruangan tersebut khusus buat kucingmu. Jangan lupa lihat reaksi si meong, ya. Kalau dia cocok dengan lokasinya, dia bakal pup dan pipis di bak pasirnya.

4. Kucing tidak suka dengan jenis pasir yang dipakai

Kucing adalah makhluk yang bergantung pada kebiasaan. Jadi, dia peka banget sama perubahan sekecil apapun. Biarpun perubahan itu hanyalah kamu yang berganti merek pasir. Kalau berdasarkan pengalaman saya selama ini, kucing-kucing yang saya pelihara nggak pernah rewel. Biarpun saya berganti dari pasir zeolit ke pelet kayu sekalipun, mereka nggak protes. Hanya saja, tiap kucing beda-beda ya. Ada kucing yang sudah terlanjur nyaman dengan merek atau jenis pasir tertentu. Jadi, begitu kamu ganti merek lain, kucing jadi ogah pup di pasir yang baru.

Biasanya, cat owner lebih suka pakai pasir gumpal dengan aroma yang wangi. Tapi, ternyata nggak semua kucing menyukainya. Ya, bayangkan saja kamu punya daya penciuman setajam kucingmu. Pastinya bakal pusing dengan aroma pasir gumpal yang wangi banget itu, kan? Jadi, buat uji coba sebaiknya kamu pilih jenis pasir gumpal yang nggak beraroma. Kalau kamu ingin mengganti merek pasir, lakukan bertahap. Kamu bisa coba mencampurkan sedikit saja jenis pasir yang baru dengan pasir yang biasanya si meong pakai. Kalau dia terlihat oke-oke saja, baru tambahkan jumlah pasir baru dengan jumlah sedikit banyak. Tujuannya, biar kucingmu nggak kaget dan menolak pup di pasir yang disediakan.

5. Bak pasir yang dipakai kebesaran, atau malah terlalu kecil

Nah, ini wajib kamu perhatikan sebelum membeli litterbox buat si meong. Pilihlah litterbox dengan ukuran yang sesuai dengan badan si kucing. Kalau kamu punya kitten, pilihlah litterbox yang berukuran kecil dengan mulut yang rendah. Jadi, kucingmu nggak kesulitan saat akan menggunakan bak pasirnya. Sebaliknya, pilihlah litterbox yang berukuran besar dan sedikit lebih tinggi buat kucing dewasa. Kalau kucingmu punya ukuran bodi yang lebar, jangan pilih litterbox yang sempit, ya.

Kamu juga perlu pertimbangkan jenis bak pasir yang tepat. Saat ini, ada banyak banget model litterbox yang bisa kamu pilih. Beberapa kucing suka model bak pasir yang umum kamu temukan di pet shop. Ada juga litterbox dengan bagian atap yang terpasang di atasnya yang cocok buat kucing pemalu. Tapi, model bak pasir ini kurang cocok buat kucing yang sedang stres atau lagi gugup. Jadi, kenali karakter kucingmu terlebih dulu sebelum memilih litterbox, ya.

Pertanyaan yang sering ditanyakan pembaca

Berikut beberapa pertanyaan terkait topik “kucing tidak mau pup di pasir” yang sering ditanyakan oleh pembaca. Jika pertanyaanmu belum terjawab di sini, silakan tinggalkan pesan di kolom komentar.

1. Kalau kucing masih suka pup di luar litterbox, harus bagaimana?

Anggaplah kamu sudah melakukan solusi yang ada di atas. Tapi, si meong kok masih tetap bandel buat pup di luar litterbox? Ingat, menghukum kucing nggak menyelesaikan masalah, lho. Kamu perlu taktik khusus supaya kucingmu nggak buang air di spot itu lagi. Kamu bisa lakukan:

1. Siapkan litterbox di beberapa spot di rumah

Seperti yang kamu tahu, kucingmu bisa saja pup sembarangan karena kamu menempatkan litterbox terlalu jauh. Solusinya, kamu bisa tambahkan satu lagi litterbox di tempat yang strategis dan sering dilalui kucingmu. Memang, idealnya di satu rumah harus ada 2 litterbox buat 1 kucing. Apalagi, kalau kamu punya rumah yang lumayan luas. Dengan menempatkan litterbox cadangan, kucingmu jadi nggak ‘kebobolan’ di tengah jalan.

2. Menyemprot area tersebut dengan enzim khusus

Saat kucing pup, dia sebenarnya juga sedang menandai area itu sebagai wilayahnya. Itu artinya, dia bakal kembali pup di spot yang sama. Karena bagi dia, itu adalah wilayah khusus buat buang air. Kalau kamu bersihkan dengan cara dipel biasa saja, bau itu nggak akan hilang. Jadi, si meong bakal tetap bandel kembali ke spot itu lagi. Kamu perlu mengepel atau mencuci area tersebut dengan menggunakan karbol. Aroma karbol yang tajam banget bakal menutupi aroma yang ditinggalkan oleh si kucing. Alhasil, si meong akan kehilangan penandanya. Kamu juga bisa menyemprotkan cairan enzim khusus buat menghilangkan aroma tersebut. Cairan itu bisa kamu beli di pet shop dalam bentuk spray.

3. Letakkan tempat makan dan minum di area yang sama

Selain itu, kamu juga bisa menempatkan tempat makan dan minum si meong di area tersebut. Kucing biasanya akan lebih enggan pup di tempat yang sama dengan lokasi makannya. Siapa tahu, dengan meletakkan mangkuk makannya di situ dia jadi nggak pup di situ lagi.

4. Konsultasi dengan dokter hewan

Kalau semua langkah-langkah di atas ternyata nggak mempan, jangan putus asa. Langkah terakhir adalah membawa si meong ke dokter hewan. Dokter hewan akan memastikan apakah kebiasaannya pup sembarangan bukan gejala penyakit. Kalau itu masalah perilaku, biasanya dokter hewan bakal memberikan sejumlah solusi. Kucingmu mungkin membutuhkan obat-obatan tertentu untuk membantu mengurangi kebiasaannya pup sembarangan. Jangan lupa untuk mengikuti resep yang diberi dokter hewan, ya.

Kesimpulan

Penyebab kucing tidak mau pup di pasir ada banyak. Bisa jadi dia sebenarnya sedang menderita gangguan pencernaan atau infeksi saluran kencing. Atau, kucingmu mungkin merasa ilfeel melihat litterboxnya yang kotor. Hal sesepele ganti merek atau jenis pasir juga bikin si meong memilih pup di tempat lain. Kucing juga picky banget dalam hal pemilihan lokasi buang air. Kucingmu bakal menolak pup di pasir kalau lokasi litterbox ramai dan dilalui banyak orang. Selain itu, ukuran dari litterbox ternyata juga berpengaruh banget. Kucing bisa jadi nggak merasa nyaman pup di litterbox yang terlalu besar, atau malah terlalu kecil.

Akhir kata, apakah informasi 5 alasan kenapa kucing tidak mau pup di pasir ini bermanfaat? Jika, iya tolong bagikan ke sesama pecinta kucing ya! Semoga dapat menjawab permasalahan para pemilik kucing.

Baca lebih lanjut: 10 penyebab kucing susah bab beserta solusinya »