Penyebab Kucing Muntah Kuning: Kenali dan Cegah Dampaknya

Saya sempat beberapa kali menemukan muntahan berwarna kuning dari kucing-kucing di rumah. Panik? Jelas, dong. Bagi saya, kucing muntah kuning itu paling bikin resah! Sepemahaman saya dulu, kalau kucing muntah kuning berarti sudah sakit parah dan akan sulit tertolong. Benar begitu? Bisa iya, bisa juga tidak. Nah, biar kamu nggak panik kayak saya dulu, saya akan sharing penyebab kucing muntah kuning. Berikut 10 penyebab kucing muntah kuning:

Menurut dokter Saurabh Sethi di website Health Line, muntah bukanlah penyakit. Muntah adalah gejala yang menyertai berbagai kondisi kesehatan. Faktor penyebabnya macam-macam dan ini penting sekali untuk kamu ketahui. Jadi, ketika kucingmu mengalami muntah kuning, kamu tidak perlu panik, tapi tidak boleh juga menyepelekannya. Nah, apa saja sih penyebab kucing muntah kuning? Saya mulai bahas satu persatu, ya. Yuk, langsung saja simak pembahasannya.

1. Gangguan pada empedu atau hati kucing

Gangguan pada empedu atau hati kucing biasanya ditemukan pada kucing yang berusia lebih dari 8 tahun. Gejala klinisnya muntah kuning, demam, tidak nafsu makan, dan depresi. Biasanya, gangguan pada empedu atau hati kucing juga diikuti dengan perubahan warna pada kulit dan gusinya. Jadi, untuk memastikannya, kamu bisa mengecek apakah kulit dan gusi si kucing ikut berubah warna menjadi kuning.

Jika iya, bisa diindikasikan kemungkinan bahwa kucing muntah kuning karena adanya gangguan pada empedu atau hatinya. Jenis muntahan kucing yang sakit di area empedu dan liver adalah muntahan berupa cairan kuning kental. Warna muntahan berubah menjadi kuning akibat zat bilirubin yang berlebihan.

2. Asam lambung kucing naik

Penyebab kucing muntah kuning berikutnya karena asam lambung kucing naik. Ketika kucing muntah kuning, bisa jadi perutnya sedang kosong. Asam mengiritasi lapisan perut sehingga menyebabkan si kucing muntah kuning. Kalau dibiarkan terus, kondisi ini bisa menyebabkan luka pada lapisan perut. Masalah asam lambung yang naik ini bisa dicegah dengan rutin memberikan makan sesuai jadwal kepada kucing-kucingmu.

3. Keracunan

Kucing yang keracunan akan memuntahkan cairan berwarna kuning. Penyebab keracunannya sendiri ada banyak faktor. Mulai dari makanan, udara, tanaman, hewan lain, bahkan kondisi lingkungan. Terutama untuk kucing outdoor akan cukup sulit mengontrol apa saja yang dimakan dan disentuhnya selama berada di luar sana.

Contohnya seperti kucing saya yang bernama Moka. Sebenarnya Moka ini kucing indoor, tetapi di jam-jam tertentu memang saya lepas untuk bermain di halaman. Saat sedang di luar, rupanya Moka penasaran melihat seekor kodok hijau. Mungkin karena dipengaruhi naluri berburunya, si Moka akhirnya berusaha menangkap kodok hijau itu.

Ternyata, kodok hijau itu adalah kodok beracun. Bisa ditebak, kan, apa yang kemudian terjadi pada Moka? Ya, dia muntah kuning sampai 1×24 jam. Lain lagi dengan si Cimi, kucing tetangga saya. Cimi pernah muntah kuning karena keracunan cairan kimia yang disemprotkan ke rumput di lapangan kompleks kami.

4. Feline Panleukopenia Virus

Wow, ini nih virus paling menakutkan dan membahayakan untuk nyawa kucing. Feline Panleukopenia disebabkan oleh virus feline parvo. Penyakit ini menular ke sesama kucing. Penularannya pun terjadi sangat cepat. Indikasi awalnya bisa terlihat dari kucing mengalami muntah kuning. Selain muntah, kucing juga akan menunjukkan gejala lemas, tidak nafsu makan, dehidrasi, anemia, dan diare berdarah.

Saat terserang virus panleukopenia, kondisi kesehatan kucing akan menurun dengan sangat cepat. Ini disebabkan rendahnya jumlah sel darah putih akibat infeksi virus. Virus panleukopenia menyerang saluran pencernaan kucing dan memicu ulkus peptikum atau tukak lambung.

Pada kondisi parah, muntahan kucing berubah dari awalnya kuning menjadi hijau. Kalau kucing yang terserang virus panleukopenia sudah muntah hijau disertai bau busuk, itu sudah gawat. Tandanya, infeksi virus sudah menyebabkan kerusakan sistem pencernaan kucing. Kamu perlu segera membawa kucing ke dokter hewan untuk mendapatkan pertolongan pertama. Kalau tidak dalam 2×24 jam, kucing bisa mati.

5. Radang usus

Radang usus merupakan gangguan yang cukup kompleks. Penyebabnya bisa karena infeksi bakteri atau parasit di rongga dan saluran usus. Infeksi ini kemudian menimbulkan reaksi kekebalan dari tubuh si kucing yaitu berupa muntah kuning. Penyakit ini tidak boleh disepelekan karena bisa berujung pada kematian.

6. Terlalu banyak makan (kekenyangan)

Kamu senang kalau kucingmu banyak makan? Saya juga begitu! Namun, hati-hati, lho. Makan terlalu cepat dengan porsi yang banyak akan memicu refleks peregangan di perut. Perut akan kaget karena tidak terbiasa dengan jumlah makanan yang terlalu banyak. Terlebih makanan masuk secara tiba-tiba. Inilah yang menyebabkan kucing menjadi muntah kuning. Biasanya, di muntahannya pun akan terlihat bekas-bekas makanan yang belum tercerna sempurna.

7. Memakan makanan dengan warna kuning

Coba cek apakah kamu baru saja memberikan makanan yang mengandung pewarna kuning? Ketika memakan makanan berwarna kuning yang tidak baik untuk tubuhnya, maka makanan tersebut tidak akan tercerna dengan baik. Secara alami, makanan ini kemudian dikeluarkan melalui muntahan sehingga warna muntahan kucing ikut menjadi kuning.

8. Hamil

Kehamilan juga bisa menjadi penyebab kucing muntah kuning, lho. Hormon estrogen yang ada di lambung kucing akan meningkat saat sedang hamil. Inilah yang menyebabkan si kucing kemudian muntah. Wah, hampir sama seperti manusia, ya?. Jika kamu ragu, kucing kamu sedang hamil atau tidak, silakan baca artikel cara merawat kucing hamil ini. Di sana, kamu akan mempelajari tanda-tanda kucing hamil secara fisik, perilaku dan dengan alat medis.

9. Inflammatory bowel disease (IBD)

Kucing yang terserang penyakit Inflammatory bowel disease (IBD) bisa menunjukkan gejala berupa kucing muntah kuning. Selain gejala muntah kuning, kucing juga mengalami diare, penurunan berat badan, badan lemas hingga pup kucing berdarah. Jika kucing kamu muntah kucing disertai gejala bawaan tersebut, kemungkinan kucing terserang IBD, jadi segera bawa kucing ke klinik dokter hewan.

Penyakit Inflammatory bowel disease (IBD) pada kucing merupakan kondisi di mana saluran pencernaan kucing mengalami iritasi atau radang yang cukup parah. Sel-sel inflamasi menyusup ke dalam dinding saluran pencernaan, menebalkannya dan mengganggu adsorbsi sari makanan. Penyakit IBD, sering di alami oleh kucing dewasa, namun kasus ini sangat jarang terjadi pada kucing tua.

10. Kucing mengalami muntah setelah dibius

Penyebab terakhir kucing muntah kuning adalah efek obat bius. Beberapa kucing yang tidak mampu menerima obat jenis tertentu akan merasa mual dan muntah. Kasus ini terjadi setelah kucing menerima perawatan medis tertentu, misalnya: pemasangan cateter, steril kucing, hingga operasi besar.

Efek obat bius bisa membuat kucing merasa pusing dan mual. Jika sebelum dibius kucing terlalu banyak makan makanan kering, kucing akan muntah kuning. Tapi, kamu nggak perlu takut. Muntah kucing akibat obat bius sangat wajar terjadi, kamu hanya perlu mengistirahatkan kucing selama beberapa waktu. Setelah itu, kamu kasih makanan, minuman dan vitamin untuk mempercepat pemulihan tubuh. Dengan begitu, kucing akan kembali sehat dengan segera.

Pertanyaan yang sering ditanyakan pembaca

Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan pembaca terkait topik “kucing muntah kuning”. Jika pertanyaanmu belum terjawab di sini, tolong tinggalkan pertanyaan melalui kolom komentar di bawah.

1. Apa yang harus dilakukan saat kucing muntah kuning?

Ada beberapa hal penting yang perlu kamu lakukan saat kucingmu muntah kuning. Ini menjadi langkah pertolongan pertama, sekaligus mencegah meluasnya penyebab muntah kuning ini ke kucing lainnya.

1. Jauhkan dari kucing lain

Kalau kamu punya kucing lebih dari satu ekor, saat kucingmu muntah kuning, segera pindahkan ke ruangan atau kandang tersendiri. Pastikan tempatnya bersih dan sirkulasi udaranya bagus. Jangan disatukan dengan kucing lain yang masih sehat. Lakukan ini sampai kamu tahu penyebab mengapa kucingmu muntah kuning. Ini untuk berjaga-jaga barangkali penyebabnya adalah virus. Dengan memisahkan mereka, kamu bisa meminimalisir kemungkinan penularan ke kucing lainnya.  

2. Segera bersihkan muntahan si kucing

Setelah memisahkan kucingmu, segera bersihkan area bekas si kucing muntah. Tujuannya supaya muntahan ini tidak dijilat oleh kucing lain. Kemudian, sterilkan dengan menggunakan desinfektan atau cairan antiseptik. Buang jauh-jauh bekas muntahan yang sudah kamu bersihkan tadi. Kalau perlu, sebelum dibuang, bungkus dulu dengan plastik dan ikat rapat.

3. Cari tahu penyebabnya

Seperti yang sudah saya jelaskan di bagian sebelumnya, ada banyak penyebab mengapa kucing muntah kuning. Ini yang perlu segera kamu cari tahu. Barangkali ada benda asing, tanaman, atau hewan yang membuat kucingmu keracunan dan akhirnya muntah. Cek di dalam hingga ke luar rumah. Kemudian, kamu juga bisa mengecek makanannya. Barangkali kamu baru saja memberikan makanan yang kedaluwarsa? Atau, makanan yang kamu berikan mengandung bahan yang membuatnya alergi?

Jauhkan kucing yang muntah dan kucing yang masih sehat dari sumber penyebab tersebut. Memangnya penting untuk mencari tahu penyebabnya? Iya, dong. Biar kamu tahu treatment yang tepat untuk mengatasi muntah kuning tersebut. Jika kucing kamu muntah tapi berwarna selain kuning, berarti ada penyebab sakit tertentu. Silakan baca artikel penyebab kucing muntah ini. Di sana, saya sudah menuliskan berbagai jenis muntahan kucing beserta penyebab yang menyertainya.

4. Beri oralit supaya kucing tidak dehidrasi

Saat kucingmu muntah, ia akan mengeluarkan banyak cairan. Apalagi kalau frekuensi muntahnya cukup sering. Untuk mencegah dehidrasi, kamu bisa memberikan oralit (cairan elektrolit) sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang. Oralit bisa kamu beli di toko obat atau apotek terdekat.

Kalau tidak punya persediaan oralit, kamu bisa meracik sendiri. Dilansir dari website Ilmu Veteriner, larutan elektrolit bisa dibuat dengan mencampurkan 900 ml air matang dengan dua sendok teh gula dan satu sendok teh garam.

Biarkan si kucing meminumnya sendiri. Namun, ada kemungkinan si kucing tidak mau karena aroma dan rasanya yang kurang enak. Kucing saya pun begitu. Solusinya, suapi perlahan dengan sendok atau bisa juga menggunakan pipet. Saya biasanya menggunakan pipet ukuran 1 ml.

5. Jangan berikan makanan dulu selama 12 – 24 jam

Karena panik, Moka yang muntah kuning karena keracunan akhirnya saya bawa ke klinik dokter. Di sana, dokternya menyarankan agar Moka dipuasakan dulu selama 12 – 24 jam. Awalnya saya kaget. Wah, tambah lemes dong nanti? Ternyata, aman saja, kok. Kucing bisa bertahan walaupun tidak makan selama kurun waktu tersebut, tetapi akan sulit jika kekurangan cairan.

Tindakan puasa ini dimaksudkan untuk mengurangi frekuensi muntah si kucing dan menunggu agar kondisi perutnya membaik dulu. Selain itu, dengan dipuasakan, kondisinya pun lebih mudah dipantau. Nanti kalau kondisinya sudah lebih baik, kamu bisa mulai memberikan asupan makanan sedikit demi sedikit kepada si kucing. Usahakan makanannya adalah makanan berprotein tinggi dan rendah lemak. Teksturnya pilih yang lembek dan agak berair supaya mudah dicerna.

2. Pada kondisi seperti apa, saya harus membawa kucing ke dokter hewan?

Setelah diberikan pertolongan pertama di rumah, kamu harus terus memantau perkembangan kondisi kucingmu. Lihat apakah ada tanda-tanda kesehatannya membaik atau malah semakin menurun. Saran saya, pada beberapa kondisi seperti di bawah ini, kamu harus segera membawa si kucing ke dokter hewan.

  1. Setelah 24 jam, kucing masih terus muntah, bahkan frekuensinya semakin sering.
  2. Muntahan kucing berbau sangat amis.
  3. Kucing muntah kuning disertai dengan diare terus menerus.
  4. Ada darah yang ikut keluar bersama muntahannya.
  5. Ada tanda-tanda dehidrasi parah.
  6. Sama sekali tidak mau makan.
  7. Kucing menjadi lebih lesu.
  8. Napas si kucing tidak teratur, yaitu menjadi lebih cepat atau sebaliknya malah melambat.
  9. Kejang.

Kesembilan tanda tersebut mengindikasikan bahwa memang ada masalah serius pada tubuh kucingmu. Jadi, jangan dibiarkan dengan harapan akan sembuh sendiri, ya! Segera bawa ke klinik terdekat.

Saran saya, semakin cepat dibawa ke dokter hewan maka akan semakin baik. Saya hampir tidak pernah menunggu hingga lewat dari 24 jam kalau ada kucing di rumah yang mengalami muntah kuning. Muntah kuning sangat perlu diwaspadai.

Dengan membawa ke klinik, maka dokter hewan bisa memberikan penanganan yang lebih akurat. Jenna Stregowski – Veterinary Technician menjelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan oleh dokter hewan untuk menangani kucing yang muntah kuning. Dokter hewan akan melihat dulu bagaimana riwayat lengkap dari kesehatan si kucing. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menganalisa apakah ada luka dalam atau tidak. Kalau masih belum cukup untuk menemukan penyebab kucing muntah kuning, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan yang dirasa paling sesuai. Misalnya cek darah, urinalisis, ultrasonografi, endoskopi saluran pencernaan, atau biopsi. Kalau ternyata muntah kuning hanya sebagai gejala penyakit ringan, biasanya dokter menyarankan penyesuaian pola makan dan rawat jalan.  

Akhir kata, gangguan pada empedu, keracunan, virus panleukopenia, radang usus, hingga terlalu banyak makan paling sering menyebabkan kucing muntah kuning. Kalau kucingmu mengalaminya, tenang dulu, jangan panik! Segera berikan pertolongan pertama di rumah. Letakkan kucingmu di tempat terpisah dan cari penyebab mengapa si kucing sampai muntah kuning. Berikan oralit sebagai treatment awal. Namun, kalau kondisinya semakin menurun, segera bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik.

Baca lebih lanjut: Bagaimana cara merawat kucing agar terhindar dari penyakit? »