Apakah Gigi Kucing Berbisa?

Saya sering melihat banyak orang tim NTR (Trap-Neutral-Return) selalu dilengkapi sarung tangan saat me”rescue”. Awalnya saya tidak paham tapi setelah melihat ada seseorang yang mengalami bengkak dan infeksi setelah digigit kucing liar saya baru paham.

Apakah gigi kucing berbisa? Tentu tidak, biarpun kucing memiliki taring tapi dia bukan hewan berbisa. Hal ini disebabkan kucing tidak memiliki kelenjar racun/kantung racun di belakang taring tajamnya. Taring kucing hanya berfungsi untuk menggigit dan merobek daging.

Mengapa mudah terjadi infeksi setelah digigit kucing?

Ketika kucing menggigit, gigi taringnya yang tajam mudah menusuk kulit, meninggalkan luka kecil, tetapi luka tersebut sangat dalam,di kulit.

Tusukan ini dengan cepat menutup, menjebak bakteri dari mulut kucing di bawah kulit korban gigitan, di mana mereka dapat dengan mudah berkembang biak. Jenis cedera yang sama terjadi dengan goresan kucing: kuku yang sangat tajam dan melengkung menembus jauh ke dalam kulit,

Pada dasarnya seperti menyuntikkan bakteri jauh ke dalam luka tusukan. Tergantung pada lokasi dan kedalaman luka, bakteri dapat menyebar di jaringan sekitarnya yang menyebabkan kondisi yang disebut selulitis.

Jadi mengapa terjadi infeksi setelah digigit kucing, jawaban singkatnya karena bakteri parasit yang ada dimulut kucing ikut masuk kedalam jaringan tubuh manusia melalui gigitan kucing dan air liurnya.

Sehingga dapat disimpulkan, jika ada seseorang digigit kucing kemudian sakit bukan gigi kucing berbisa, melainkan ada bakteri/virus yang kejaringan tubuh melalui gigitan kucing.

Apakah gigitan kucing berbahaya?

Luka gigitan kucing bisa berbahaya bagi hewan lain dan manusia. Di mulutnya, semua kucing membawa sejumlah besar bakteri/virus yang mampu menyebabkan infeksi jaringan pada luka gigitan.

Salah satu yang lebih umum adalah bakteri yang sangat patogen yang dikenal sebagai Pasteurella multocida. Luka gigitan kucing yang terinfeksi akan menjadi merah, bengkak, dan nyeri, dan infeksi dapat menyebar melalui jaringan di sekitarnya, menyebabkan kondisi yang disebut selulitis, atau melalui darah ke area lain dari tubuh, menyebabkan kondisi yang disebut septikemia (sering disebut blood poisoning/darah yang keracunan).

Orang yang terinfeksi dapat menderita demam dan gejala mirip flu. Jika tidak dilakukan perawatan medis yang tepat dapat menyebabkan kematian. Anak-anak, orang lanjut usia, orang sakit, dan orang yang mengalami penurunan sistem imun(penyakit imun, seperti HIV & AIDS) sangat rentan terkena infeksi parah jika digigit kucing.

Gigitan kucing lebih berbahaya dari yang Anda kira

Sebuah penelitian di Mayo Clinic menemukan bahwa dua pertiga orang yang dirawat karena gigitan kucing harus dirawat di rumah sakit karena infeksi.

Gigitan kucing mungkin tidak terlihat serius, tetapi mereka dapat menyebabkan infeksi parah dan bahkan rawat inap, menurut penelitian Mayo Clinic baru-baru ini.

Meskipun kucing tidak memiliki lebih banyak bakteri di mulutnya daripada anjing, gigi kucing biasanya menembus kulit lebih dalam, mendorong kuman/bakteri/virus ke jaringan dan persendian dan membuat mereka lebih mudah menyebabkan infeksi.

“Gigitan kucing bisa menjadi tanda gigitan yang dapat menyebabkan masalah nyata karena bakteri masuk ke dalam selubung tendon atau ke dalam sendi di mana mereka dapat tumbuh dengan cepat tanpa ada sistem imun yang melawannya. Sistem kekebalan tubuh dan sistem keamanan darah tidak bekerja maksimal untuk kasus ini,” kata penulis senior studi, Dr. Brian Carlsen.

Gigitan kucing di tangan juga sangat berbahaya. Para peneliti mengamati hampir 200 pasien yang dirawat karena gigitan kucing dari tahun 2009 hingga 2011 dan menemukan bahwa dua pertiga dari mereka dirawat di rumah sakit.

Pengobatan antibiotik gagal pada 21 dari 193 pasien, yang kemudian membutuhkan pembedahan untuk menghilangkan infeksi. Wanita paruh baya adalah korban gigitan yang paling umum.

Dr. Carlsen menyarankan orang-orang untuk memperhatikan luka gigitan kucing, terutama luka di tangan atau pergelangan tangan, dan memantaunya jika terjadi bekas kemerahan atau pembengkakan.

“Gigitan kucing mungkin terlihat seperti tusukan jarum, tetapi jika terjadi infeksi sebaiknya Anda segera pergi ke dokter.

Tindakan apa yang harus segera saya lakukan jika digigit kucing?

Luka harus segera dicuci dengan air mengalir. Hindari menggosok luka dengan kuat, atau menggunakan desinfektan kuat atau bahan kimia lainnya, karena ini dapat membahayakan jaringan dan menunda penyembuhan luka.

Anda dapat membersihkan luka dengan larutan garam ringan, dibuat dengan mencampurkan 1 sendok teh (5 ml) garam meja ke dalam 2 gelas (500 ml) air. Kontrol perdarahan dengan memberikan tekanan langsung ke luka menggunakan perban atau kapas.

Anda harus mengunjungi dokter sesegera mungkin. Kebanyakan luka gigitan kucing adalah tusukan kecil yang mendorong bakteri patogen ke dalam kulit. Jika tidak diobati, infeksi serius dapat berkembang dalam dua puluh empat hingga empat puluh delapan jam.

Apakah saya benar-benar perlu ke dokter?

Iya, jika Anda mengalami demam setelah digigit kucing, Saya menganjurkan untuk menemui dokter sesegera mungkin agar cedera dirawat dengan benar. Dokter Anda kemungkinan akan meresepkan antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi di lokasi gigitan atau di tempat lain di tubuh.

Beberapa luka mungkin perlu dijahit (dijahit) sementara yang lain dibiarkan terbuka untuk sembuh. Booster tetanus juga dapat direkomendasikan.

Tergantung pada tingkat keparahan gigitan dan keadaan di sekitar gigitan, dokter Anda mungkin juga merekomendasikan Anda untuk menerima perawatan profilaksis rabies.

Apa yang akan terjadi pada kucing dalam kasus ini?

Tergantung hasil pemeriksaan dari korban gigitan, apabila korban yang menerima gigitan tidak terkena infeksi, kucing dibiarkan saja. Namun jika korban yang mendapatkan gigitan menderita infeksi parah, misal rabies. Maka kucing akan di karantina 10-14 hari dan segera dilakukan vaksinasi kucing. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus dilingkungan sekitar kucing.

10 Tips Menjaga Kebersihan Gigi Kucing

Setelah kita tahu bahwa gigi kucing dapat menjadi sarang kuman/bakteri/virus, sebaiknya kita mulai sejak dini menjaga kesehatan gigi dan mulut kucing kesayangan kita. Berikut ini beberapa tips cara menjaga kesehatan gigi kucing yang dapat Anda lakukan:

1. Waspadai Nafas Kucing Anda

Nafas kucing Anda mungkin selalu berbau tajam seperti dia baru saja memakan semangkuk makanan basah. Aroma menyengat itu dianggap normal. Tetapi jika Anda mulai melihat halitosis pada kucing anda meningkat, itu bisa menjadi pertanda adanya kejanggalan.

Berhati-hatilah dengan meningkatnya air liur, bau busuk, pendarahan, dan kesulitan makan (atau nafsu makan rendah). Ini semua bisa menjadi indikator bahwa kucing Anda menderita kerusakan gigi atau penyakit gusi. Be aware! segera periksakan ke klinik dokter hewan terdekat.

2. Lakukan perawatan pembersihan karang gigi setiap tahun

Penting bagi kucing Anda mengunjungi dokter hewan setidaknya setahun sekali — mungkin lebih sering untuk kucing yang lebih tua atau sakit — dan bahwa pemeriksaan gigi termasuk dalam kunjungan ini. Dokter hewan Anda akan mencari tanda-tanda penyakit, kerusakan, atau masalah gigi untuk kucing Anda dan segera mencari solusinya. Jadi, jangan pernah melewatkan pemeriksaan dan pembersihan karang gigi tahunan.

3. Sikatlah gigi kucing setiap hari

Hewan karnivora yang hidup liar tidak perlu menyikat gigi mereka, karena mereka mengkonsumsi daging dari hewan buluan setiap harinya, sehingga jarang sekali ada kotoran dan sisa makanan di gigi kucing. Disisi lain, kucing liar memiliki kebiasaan membersihkan gigi-giginya dengan menggigit rumput atau mengecap ranting pohon, hal ini diajari turun temurun oleh induk mereka.

Namun, hal ini tidak berlaku kepada kucing indoor. Mengapa?

  1. Jenis makanan mereka berbeda. Kucing indoor lebih banyak memakan makanan kucing kering (biskuit kucing), makanan basah kalengan dan minyak ikan. Jenis makanan ini akan meninggalkan banyak sisa makanan di gigi kucing, karena gigi mereka tidak didesain untuk mengunyah makanan. Anda dapat melihat susunan gigi kucing Anda, bahwa tidak ada gigi geraham seperti manusia. Sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan ini lama-kelamaan akan menumpuk menjadi karang gigi.
  2. Kucing indoor tidak pernah diajari cara membersihkan gigi oleh induknya, karena di ruangan indoor tidak ada barang yang seperti tersedia di alam bebeas.
  3. Kucing indoor memiliki sifat lebih manja dan lebih mengandalkan manusia untuk merawatnya.

Oleh karena itu, Anda harus membantu kucing Anda untuk membersihkan giginya setiap hari.

Caranya bagaimana?

ya, seperti yang dilakukan manusia. Anda harus mulai membiasakan menyikat gigi kucing saat dia masih kecil. Anda harus membeli pasta gigi khusus untuk kucing yang memiliki aroma dan rasa yang disukai kucing. Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa bahan kimia dari pasta gigi tersebut aman apabila tidak sengaja sedikit tertelan oleh kucing Anda saat Anda menyikat giginya.

Kucing dewasa mungkin akan lebih resisten jika mereka tidak pernah menerima pembersihan gigi secara teratur di masa lalu, tetapi beberapa camilan atau tuna di jari Anda untuk memancingnya, seharusnya itu akan membuat pekerjaan Anda lebih mudah. Jika kucing Anda galak, Anda dapat menggunakan handuk untuk membedong seluruh tubuhnya agar dia tidak memberontak dan mencakar Anda saat Anda mulai menyikat giginya.

4. Perhatikan Diet Kucing Anda

Pola makan kucing Anda memainkan peran besar dalam kesehatan gigi mereka. Variasikan diet kucing Anda dengan makanan basah dan kering, dan perhatikan apakah mereka kesulitan mengunyah makanan tersebut. Pilihkan ukuran makanan yang sesuai dengan rahang kucing Anda. Anda juga dapat menggunakan tartar-control untuk meningkatkan kesehatan gigi.

5. Jangan menunggu, segera periksakan ke klinik dokter hewan jika ada gangguan kesehatan gigi kucing

Kesehatan kucing Anda secara keseluruhan terkait erat dengan kesehatan gigi mereka, jadi jika Anda khawatir, hubungi dokter hewan segera. Jangan tunda pemeriksaan tahunan kucing Anda dan tetap jagalah kebersihan giginya.

Bonus

Permasalahan kesehatan gigi kucing dapat menyebabkan gigi kucing patah/copot. Banyak orang sering bertanya, “Apakah gigi kucing yang copot bisa tumbuh lagi?”. Jawaban singkatnya bisa, klik saja link tersebut. Saya telah mengulas dengan detail kondisi dimana gigi kucing dapat tumbuh lagi dan kondisi dimana gigi kucing akan hilang untuk selamanya, serta solusi yang dapat Anda tempuh untuk mengatasi permasalah tersebut.

Kesimpulan

Kucing tidak memiliki kelenjar racun dibalik taring tajamnya sehingga gigi kucing tidak berbisa. Apabila ada orang yang terkena infeksi setelah mendapatkan gigitan kucing maka mereka terserang infeksi dikarenakan bakteri/virus/kuman.

Gigi kucing yang runcing dan tajam akan merobek jaringan kulit, daging dan masuk kedalam tendon. Jika mulut/gigi kucing terdapat banyak bakteri, maka proses ini akan seperti menyuntikkan bakteri pantogen kedalam tubuh korban. Jika korban yang mendapatkan gigitan tidak mendapatkan tindakan medis yang tepat, luka gigitan ini dapat menimbulkan infeksi yang serius.

Leave a Comment