Jangan Mulai Pelihara Kucing Persia Sampai Kamu Membaca Ini

Kucing persia merupakan ras kucing yang memiliki penampilan anggun, cantik dan menggemaskan. Saya termasuk orang yang menyukai kucing ras ini dan akhirnya, saya memeliharanya. Saat saya mulai memelihara kucing persia, banyak kerabat saya yang bertanya?

Sebenarnya memelihara kucing persia itu berbahaya bagi kesehatan atau tidak? Saat mendengar pertanyaan itu saya juga penasaran, berbahaya atau tidak ya? Kemudian saya mulai melakukan riset terkait topik ini dan bertanya kepada beberapa dokter hewan terkait hal tersebut.

Ternyata, memelihara kucing persia itu aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Asalkan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan kucing persia kita. Bulu kucing persia yang bersih dan sehat itu juga aman dan tidak berbahaya bagi pernafasan, bahkan untuk ibu hamil dan anak kecil. Yang perlu di waspadai adalah bahaya ekskresi (air liur, air seni, keringat, lendir, kotoran/pup, belekan, mimisan, pendarahan, bersin dan batuk kucing) kucing persia yang telah terjangkit penyakit. Ekskresi dari kucing persia yang terinfeksi penyakit menjadi media penularan penyakit dari kucing ke kucing dan dari kucing ke manusia.

Saya akan mengulas lebih detail melalui penjelasan yang logis dan runtut agar kita lebih tahu tentang kucing persia kita.

Bulu kucing persia yang bersih dan sehat itu aman

Kucing persia memiliki kebiasaan tidur dan bermain di berbagai tempat kesukaan mereka. Mereka juga memiliki kebiasaan menjilat-jilat bulu mereka. Kebiasaan ini membuat bulu-bulu indah mereka kotor. Bulu yang tidak terawat akan menjadi sarang microorganisme, kutu, dan bakteri.

Oleh karena itu, Anda perlu memberikan perhatian khusus pada kucing persia kesayangan Anda agar selalu memiliki bulu yang sehat, dan bersih. Bulu kucing persia yang sehat dan bersih ini, apabila tidak sengaja tertelan atau terhirup tidak akan menimbulkan bahaya pencernaan maupun pernafasan.

Apabila anda secara tidak sengaja menghirup bulu-bulu halus kucing persia, tenang, jangan panik. Hidung manusia memiliki banyak bulu hidung yang tersusun malang melintang. Secara sistematis bulu hidung kita akan menyaring kotoran dan bulu-bulu kucing yang tidak sengaja terhirup.

Terus membaca: 8 penyebab bulu kucing persia rontok dan solusinya >>

Pengecualian juga bagi yang memiliki alergi bulu. Jika salah perawatan, bulu kucing persia mudah sekali rontok. Bulu berukuran kecil yang rontok ini mudah tertiup angin dan berterbangan kemana-mana. Bagi Anda yang alergi bulu, harap lebih berhati-hati dalam merawat kucing persia.

Anda juga perlu tahu, ternyata bulu kucing persia itu 90% terbuat dari protein. Jika kita secara tidak sengaja menelan sangat sedikit bulu tersebut, sistem pencernaan kita akan dengan mudah mengatasinya. Sistem pencernaan manusia memiliki asam lambung dan enzim protease yang mampu memecah protein.

Namun, saat saya bilang aman, jangan lantas Anda mencoba memakan bulu-bulu mereka seperti permen kapas. Anda nanti akan mengalami penyumbatan saluran pencernaan. Kenapa? bulu dalam jumlah banyak akan menggumpal menjadi bola bulu yang susah untuk dicerna dan dikeluarkan. Jadi jangan mencari masalah ya, okay!

Bahaya ekskresi kucing persia bagi kesehatan

Kucing persia yang sehat dan bersih sangat aman untuk dipelihara. Tapi, lain ceritanya dengan kucing persia yang tidak terawat dan pesakitan. Anda perlu tahu, penyakit kucing itu dapat menular ke manusia. Jadi…jika kucing persia Anda sakit, Anda perlu waspada.

Penularan penyakit dari kucing persia sebagian besar disebarkan melalui ekskresi. Ekskresi adalah sistem pengeluaran zat sisa metabolisme dari tubuh kucing persia, seperti: air liur, air seni, keringan, kotoran, dll.

Kucing persia yang tidak terawat akan memiliki banyak potensi penyebar bibit penyakit, seperti:

  1. Campylobacter infection : Penyakit ini disebabkan oleh bakteri campylobacter. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi usus pada kucing dan manusia. Bakteri ini dapat dengan mudah menular dari kucing ke manusia. Penyebaran ini terjadi biasanya saat pemilik kucing tidak mencuci tangan dengan benar dan bersih setelah bersentuhan dengan kotoran kucing yang terkena diare akibat virus ini. Gejala Campylobacter pada manusia: Anda akan mengalami kram perut, nyeri, diare, mual muntah dan kadang berdarah, serta dehidrasi yang sangat parah.
  2. Cat Roundworm : Penyakit ini disebabkan oleh cacing gelang tipe Toxocara cati. Cacing ini akan menginfeksi saluran pencernaan kucing dan aliran darah kucing. Cacing gelang ini dapat menular dari kucing kemanusia melalui sanitasi air dan feses kucing. Telur-telur cacing akan tersebar melalui kotoran kucing. Apabila tangan pemilik kucing terkontaminasi telur-telur cacing ini tidak segera dibersihkan, dan saat Anda makan, telur-telur Toxocara cati ini ikut masuk ke mulut, maka mereka akan menginfeksi Anda. Telur Toxocara cari tidak mudah mati oleh asam lambung dan enzim. Dia akan hidup didalam usus selama beberapa saat dan bergerak menembus saluran darah untuk menginfeksi seluruh tubuh. Gejala Cat Roundworm pada manusia: gejala penyakit ini bervariasi pada tingkatan umur pasien yang berbeda. Ada yang memiliki gejala pneumonia, batuk, demam, ruam kulit dan pembesaran hati.
  3. Cat Scratch Disease : Penyakit cakar ini disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini sangat senang hidup di kuku kucing yang kotor dan kotoran kucing. Bartonellosis dapat menular kepada manusia melalui luka yang disebabkan oleh cakaran kucing. Luka goresan ini akan menjadi jalan masuk bakteri Bartonella henselae ke dinding pembuluh darah manusia. Penyakit cat scratch disease akan membuat kulit melepuh dan berkerak. Jika Anda tertular, Anda akan mengalami penurunan nafsu makan, demam dan sakit kepala. Gejala cat scratch disease pada manusia: muncul kulit melepuh di area bekas luka akibat cakar kucing, badan demam dan terjadi pembengkakan di kelenjar getah bening.
  4. Giardia and cryptosporidium : Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa. Parasit protozoa akan menginfeksi usus inangnya. Parasit ini dapat menular dari kucing persia ke manusia melalui interaksi langsung dengan kucing yang sudah terinfeksi. Penularan dapat melalui air liur, air kencing, kotoran kucing, darah, ingus kucing, dll. Gejala gardia and criptosporidium pada manusia: Jangan sampai Anda tertular, karena dapat menyebabkan infeksi usus, kram perut, dan diare berair.
  5. Rabies : Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies. Virus rabies akan menyerang otak dan sumsum tulang belakang inangnya. Gejala awal akan menyebabkan peradangan dan infeksi. Virus rabies dapat membuat kucing Anda bertingkah aneh (gila). Virus rabies dapat menular dari kucing persia ke manusia melalui gigitan dan air liur. Gejala rabies pada manusia:
  6. Ringworm : Penyakit ini disebabkan oleh jamur dermatosis. Anda mungkin lebih mengenal penyakit ini dengan nama kurap kucing. Kurap kucing persia ini dapat menular melalui sentuhan langsung. Anak-anak sangat rawan tertular penyakit ini, karena mereka sering menggendong, bersentuhan dan bermain dengan kucing. Gejala ringworm pada manusia: virus rabies tidak langsung mengakibatkan penyakit fatal, virus ini butuh waktu sekitar 20-60 hari untuk berkembang dan menginfeksi seluruh tubuh. Gejala yang muncul pada setiap orang berbeda beda, seperti: sakit kepala, sakit tenggorokan, demam, mual, muntah, kegelisahan, depresi, insomnia, air liur berlebih dan menetes tiada henti, kejang-kejang dan perilaku agresif yang berlebihan (seperti orang gila). Solusi mengobati infeksi jamur pada kucing klik disini: paten. Jika Anda kesulitan untuk memberikan obat kapsul/tablet/cair pada kucing Anda, coba tips pada link tersebut.
  7. Salmonella: Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella. Bakteri ini biasa hidup di usus besar dan sering menyebabkan keracunan makanan. Kucing persia yang sudah terinfeksi bakteri Salmonella dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dan melalui kotorannya. Jadi, selalu bersihkan tangan dengan benar setelah selesain membersihkan kandang maupun kotoran kucing persia kesayangan Anda. Gelaja Salmonella pada manusia: gejala awal infeksi Salmonella adalah Anda akan merasakan demam, diare, sakit kepala dan kram perut.
  8. Toxoplasmosis: Penyakit ini disebabkan oleh parasif sel tunggal yang disebut Taxoplasmosis gondii. Taxoplasmosis berkembang didalam lapisan usus kucing. Kucing yang sering memakan serangga dan hewan pengerat berpotensi besar terjangkit Toxoplasmosis. Virus ini dapat menular dengan cepat dari kucing ke kucing dan kucing ke manusia. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak langsung dan melalui paparan ekskresi kucing. Jadi Anda harus berhati-hati jika kucing Anda terjangkit penyakit ini. Gejala Taxoplasmosis pada manusia: bayi adalah yang paling rawan terjangkit penyakit ini. Daya imun yang masih lemah membuat Taxoplasmosis dapat menginfeksi dengan mudah. Gejala yang muncul yaitu pembengkakan kelenjar getah bening dan infeksi otak.

Apakah pemilik kucing persia juga harus rutin ke dokter?

Tidak ada keharusan bagi pemilik kucing persia untuk selalu melakukan cek kesehatan ke dokter secara berkala. Namun, apabila Anda mendapat luka gores dari cakaran kucing, gigitan kucing atau muntahan kucing. Anda harus memberi perhatian medis yang cukup serius terkait hal ini.

Perlu diingat bahwa kucing yang terlihat sehat pun dapat menyebarkan penyakit ke manusia dan hewan lain.

Gejala umum yang bisa Anda jadikan acuan untuk segera pergi ke dokter adalah:

  1. Luka bekas gigitan/cakaran dari kucing Anda tidak kunjung sembuh dan membuat infeksi kulit yang lebih serius.
  2. Muncul gejala demam, mual, muntah dan kram perut.
  3. Sakit kepala dan hilang kesadaran

Selalu bijak dalam menilai situasi, apakah sakit ini berdampak jangka panjang ataukah hanya sementara. Lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Solusi perawatan kucing agar tetap sehat dan tidak menularkan penyakit

  1. Selalu pantau kesehatan kucing persia Anda melalui pengamatan perilaku sehari-hari dan lihat jika terjadi perubahan nafsu makan.
  2. Bawa ke dokter hewan langganan Anda secara teratur untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penyakit menular yang berbahaya.
  3. Bicaralah dengan dokter hewan Anda tentang perawatan pencegahan untuk kutu, cacing jantung, dan parasit lainnya untuk kucing persia kesayangan Anda. Jika Anda masih pemula, saya ada panduan lengkap cara mudah membasmi kutu disini.
  4. Pastikan untuk segera membersihkan air seni, kotoran, atau muntah kucing di rumah Anda, dan desinfeksi area tersebut setelah dibersihkan.
  5. Pastikan untuk mencuci tangan sampai bersih sesudah berinteraksi dengan kucing persia Anda.
  6. Segera hubungi dokter hewan Anda jika Anda melihat tanda-tanda penyakit pada hewan peliharaan Anda. Perlu diingat bahwa kucing yang terlihat sehat pun dapat menyebarkan kuman ke manusia dan hewan lain.
  7. Lakukan vaksinasi pada kucing persia kesayangan Anda. Pertahankan agar kucing Anda mendapatkan informasi terbaru tentang vaksinasi rutin seperti rabies dan vaksin penyakit menular lainnya. Vaksinasi dapat membantu melindungi kucing Anda dari penyakit berbahaya dan membantu mereka hidup lebih lama dan lebih sehat.
  8. Beri tahu dokter hewan Anda tentang gaya hidup kucing Anda, termasuk apakah kucing itu hidup di dalam atau di luar ruangan atau keduanya dan jika ada hewan lain di rumah atau mungkin kucing tersebut selalu berkontak langsung dengan keluarga Anda.

Kesimpulan

Uraian panjang ini memberikan kita pemahaman bahwa bulu kucing persia yang sehat dan bersih itu tidak berbahaya. Kucing yang terawat kesehatannya aman dipelihara dan diperbolahkan tinggal bersama manusia. Penyakit pada kucing persia dapat menular kepada manusia melalui ekskresi, sanitasi air dan kontak langsung.

Bagi pecinta kucing persia diharapkan untuk selalu memantau kesehatan kucing persianya, dan mendapatkan vaksin hewan sesuai aturan dokter hewan. Bagi pemilik kucing yang memiliki penyakit imun seperti AIDS/HIV, ibu hamil dan bayi kecil, harap tidak terlalu sering berkontak langsung dengan kucing persia Anda yang sedang sakit, karena daya tahan tubuh anda yang lemah, menjadi peluang bagus bagi penyakit menular ke diri Anda.

Baca lebih lanjut: 11 cara mudah melebatkan bulu kucing agar terlihat bagus dan terasa lembut >>

Leave a Comment